Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Akan Didata

Kompas.com - 22/11/2012, 03:32 WIB

SEMARANG, KOMPAS - Mulai tahun 2013, penderita stroke akan didata melalui seluruh rumah sakit di Indonesia. Pendataan dibutuhkan untuk mendapatkan angka penderita stroke secara riil, memetakan, dan menyusun strategi untuk memaksimalkan penanganan dan pencegahan.

”Kasus stroke di Indonesia seperti gunung es. Hanya sedikit yang muncul ke permukaan. Padahal, stroke menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomor satu di Indonesia,” kata Ketua II Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Dodik Tugasworo di Kota Semarang, Selasa (20/11).

Berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2007, 15,4 persen angka kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Itu berdasarkan riset dasar, artinya hanya dihitung berdasarkan contoh tertentu. Diperkirakan masih banyak kasus yang tidak terdata, dan jumlahnya terus naik.

Jumat (23/11), bersamaan dengan pembukaan Pertemuan Ilmiah Nasional Stroke 2012 di Kota Semarang, Perdossi bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan akan mencanangkan program Stroke Registry. Mulai 2013, seluruh kasus stroke di RS swasta ataupun pemerintah di Indonesia akan didata secara online dan real time.

Dodik mengatakan, awal 2012 pendataan dimulai di delapan rumah sakit pemerintah di Indonesia, yaitu RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, RS dr Sardjito Yogyakarta, RS dr Kariadi Semarang, RS dr Sutomo Surabaya, RS Sanglah Bali, RS Adam Malik Medan, dan RS Stroke Nasional Bukittinggi.

Tingginya angka kematian akibat stroke di Indonesia, kata dokter spesialis saraf dari RS dr Kariadi, Retnaningsih, disebabkan banyak faktor, salah satunya keterlambatan penanganan. Rata-rata penderita stroke di Indonesia mendapat penanganan 13 jam setelah serangan. Padahal, penanganan stroke harus dilakukan dalam tiga jam sejak serangan.

Menurut Retnaningsih, masih banyak hal yang perlu dibenahi di Indonesia. Pelayanan kondisi darurat belum ada. Dia membandingkan negara maju yang memiliki emergency medical service (EMS). Hal ini memungkinkan seorang pasien mendapat penanganan sedini mungkin, bahkan sebelum menuju rumah sakit. Selain itu, masih banyak RS belum memiliki fasilitas computed tomography (CT) scan untuk memastikan kasus stroke.

Pertemuan ilmiah nasional stroke yang berlangsung sampai Minggu (25/11) itu akan membahas hal-hal yang perlu dibenahi untuk mencegah dan menangani stroke. (UTI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com