Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama "Ngotot" soal MRT, Basuki Minta Alasan

Kompas.com - 26/11/2012, 12:35 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polemik pembangunan mass rapid transit (MRT) di Jakarta masih terus berlangsung. Meski sama-sama ngotot untuk meneruskan pembangunannya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta alasan kepada PT MRT terkait melanjutkan pembangunannya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pihak MRT masih terus mencoba meyakinkan Pemprov DKI Jakarta melalui sejumlah paparan. Meski demikian, semuanya belum dapat menjelaskan alasan krusial untuk melanjutkan pembangunan MRT.

"Kita sama-sama ngotot untuk meneruskan pembangunannya, tapi kan harus ada alasannya," kata Basuki, Senin (26/11/2012) di gedung Balaikota Jakarta.

Ia menjelaskan, tarik ulur melanjutkan pembangunan MRT berada di ranah teknis, khususnya tentang grand design MRT kedua yang akan mengorbankan keberadaan Stadion Lebak Bulus.

Dalam desain awal, pembangunan MRT tidak akan mengganggu keberadaan stadion tersebut. Namun, pembahasan menjadi alot lantaran dalam desain kedua, pembangunan MRT harus merelakan agar stadion itu dibongkar.

"Ada perbedaan desain pertama dan kedua. Dibongkar atau tidak stadion-nya, kami setuju, bisa dibuat stadion lain, tapi alasannya harus jelas. Nanti Pak Gubernur yang memutuskan," ujarnya.

Pembahasan rencana melanjutkan pembangunan MRT ini memang masih digodok Pemprov DKI Jakarta. Pertimbangkan sanksi berupa materiil dan imaterill sudah menanti apabila pembangunannya molor atau batal dilaksanakan.

Dalam perjanjian pinjaman (loan agreement) tercantum, jika pembangunan MRT terlambat dan tidak sesuai dengan jadwal, maka akan dikenakan kewajiban membayar bunga sebesar Rp 800 juta per hari. Bunga itu selanjutnya menjadi beban Pemprov DKI Jakarta dan juga pemerintah pusat.

Begitu juga jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya memutuskan untuk membatalkan pelaksanaan pembangunan MRT dengan alasan biaya yang terlalu mahal. Maka dari itu, konsekuensi moral dan nama baik DKI Jakarta serta Indonesia di iklim investasi internasional akan tercemar. Sebab, dana pinjaman untuk proyek MRT hanya dibebankan bunga kecil, yakni 0,25 persen berikut jangka waktu pengembalian pinjaman selama 30 tahun.

Berita terkait dapat diikuti di topik:

100 HARI JOKOWI-BASUKI

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com