Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Proyek MRT Kembali Terkatung-katung

Kompas.com - 29/11/2012, 06:04 WIB

jakarta, kompas - Tidak seperti yang dijanjikan sehari sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo batal memutuskan kelanjutan proyek pembangunan mass rapid transit. Nasib megaproyek ini pun kembali terkatung-katung.

Sepanjang rapat pembahasan mass rapid transit (MRT) di Balai Agung, Rabu (28/11), selama dua jam, Jokowi hanya diam, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Di tengah rapat, Jokowi tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan ruang rapat tanpa berkata apa-apa.

Wartawan yang meliput rapat pun sontak meninggalkan ruangan, mengejar Jokowi, dan mencegat dia di depan Balaikota.

”Tadi sudah dengar semuanya, sudah jelas belum? Iya, belum jelas bagaimana saya disuruh memutuskan? ROI (return on investment) masih dalam kajian. Saya inginnya memutuskan cepat. Tapi kalau kalkulasi yang ada belum matang, nanti dulu saya memutuskannya,” kata Jokowi.

Di hadapan wartawan sehari sebelumnya, Jokowi mengatakan, ”Besok saya putuskan. Semoga besok sudah ada keputusan, jalan atau tidak jalan. Sekarang saya sudah punya kunci-kuncinya. Saya sudah dapat data dari luar negeri, nanti dibandingkan dengan data yang dimiliki PT MRT Jakarta. Mengenai biaya-biayanya, saya sudah punya dan manajemennya seperti apa, saya juga sudah tahu.”

Pening

Ketika ditanya kapan akan memutuskan soal MRT, Jokowi mengatakan, ”Mau jernihkan pikiran dulu biar enggak pening,” sambil tertawa.

Terkait pemaparan dari Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo, Jokowi menanggapi, tidak ada masalah dengan utang kepada Jepang. ”Bunganya sangat murah. Jangka pengembalian juga panjang. Saya enggak ada masalah,” ujarnya.

Yang menjadi masalah, lanjut Jokowi, adalah jenis pinjamannya, yaitu tight loan. ”Tapi ternyata tadi dijelaskan bahwa barang dari sana (Jepang) hanya 30 persen. Apakah benar, ini harus dipertajam,” kata Jokowi.

Dari sisi lingkungan, Jokowi lebih condong untuk pembangunan kereta bawah tanah. Rel layang akan diperuntukkan bagi monorel. MRT yang akan dibangun ini sebagian berada di bawah tanah dan sebagian layang (elevated). Warga di sekitar Jalan Fatmawati yang kemungkinan terkena dampak pembangunan MRT kembali menyuarakan keberatan. Mereka menyatakan mendukung MRT, tetapi hanya jika di bawah tanah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com