Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Deret, Tahu Namanya, Tak Tahu Bentuknya

Kompas.com - 29/11/2012, 14:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Deret, program yang digadang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai solusi banjir pada permukiman bantaran kali, mulai sering terdengar di telinga warga yang menjadi sasarannya. Namun, meski sudah mulai akrab dengan kata Kampung Deret, warga masih tak paham apa bentuk konkret program tersebut.

Penelusuran Kompas.com di gang-gang sempit Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (29/11/2012), dapat membuktikan ketidaktahuan warga itu. Bahkan, ada warga yang mengira Kampung Deret merupakan sejenis rumah susun yang disewa tiap tahunnya.

"Kalau dengar-dengar sih kayak rumah susun, katanya tanah warga mau diuruk dulu diratain sama dengan jalan, lalu dibikin dak lantai satu sampai lantai tiga," ujar Usep, Ketua RT 04 RW 03, Kampung Pulo, yang rumahnya persis berada di bantaran Kali Ciliwung.

Selain itu, lanjut Usep, rumah warga yang kini menyentuh bibir kali akan diratakan terlebih dahulu untuk memperlebar kali dengan jarak 10 meter. Pada sisa tanah itulah, Kampung Deret berdiri. Namun, lagi-lagi pria yang telah 30 tahun lebih tinggal di Kampung Pulo itu hanya bisa menerka berdasarkan gunjingan warga lainnya.

Hal yang sama dirasakan Eli Sutina, warga RT 03 RW 03, Kampung Pulo yang jika banjir, lantai satu rumahnya ikut tenggelam. Menurut wanita tiga anak tersebut, ketidaktahuan warga akan detil dari Kampung Deret, lantaran gubernur terlanjur menyebutnya di depan media massa tanpa pemberitahuan ke warga terlebih dahulu.

"Enggak tahu Kampung Deret apaan. Tahu sih, tapi enggak tahu itu kayak apaan. Tahunya juga dari koran sama televisi," ujarnya.

Lain lagi bagi Suida, tetangga Eli. Ibu tiga anak itu malah mengira Kampung Deret adalah rumah susun yang disewa warga per tahun. Ia juga mengira Kampung Deret hanya berlaku jika Gubernur DKI Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama memimpin Ibu Kota. Rasa takut pun muncul jika Suida keburu tinggal di Kampung Deret, sementara kepemimpinan silih berganti.

"Kalau pas masa Jokowi kan enggak bayar, nanti kalau Jokowi-Ahok sudah enggak menjabat, bayar lagi. Mendingan enggak usah pindahlah, begini saja," ujar Suida.

Ketidaktahuan warga memang beralasan. Sejak melontarkan Kampung Deret di media massa, Jokowi tak pernah memberitahukan secara detil bagaimana pembangunan kampung tersebut ke media massa. Mantan Wali Kota Solo yang menang di Pemilukada DKI 2012 ini hanya pernah mengungkapkan, pihaknya menargetkan akan menata 100 kampung per tahunnya.

Dalam kesempatan beberapa waktu lalu, Jokowi pun menyampaikan rasa optimistisnya dalam membangun Kampung Deret bagi masyarakat yang tinggal di bantaran kali. Meski demikian, ia juga tak menampik bahwa program itu belum disosialisasikan kepada warga yang menjadi sasarannya.

"Ya yakinlah, orang kita belum bicara kok, belum komunikasi, siapa yang mau memindahkan," ujar Jokowi kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com