Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Informasi Simpang Siur, Pendaftar Kartu Sehat Membeludak

Kompas.com - 29/11/2012, 20:24 WIB
Abdi Nurdiansyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam dua hari terakhir, jumlah pendaftar Kartu Jakarta Sehat di Puskesmas Cilincing, Jakarta Utara, meningkat tajam. Hal itu terjadi karena warga panik setelah mendengar bahwa pendaftaran Kartu Jakarta Sehat atau KJS berakhir pada Kamis (29/11/2012) hari ini.

Penanggung jawab loket dan tata usaha Puskesmas Cilincing, Nasrudin, mengatakan, timnya sudah mengantisipasi ramainya pengunjung untuk berobat gratis sejak program KJS diluncurkan pada awal bulan ini. Namun, karena ada informasi simpang-siur di kalangan warga, warga beramai-ramai mendatangi puskesmas tersebut untuk mendaftarkan diri mendapatkan KJS.

"Karena ramai, jadi mulai Senin kemarin kita buat jadwal biar tertib. Tapi ternyata ada pengurus RT dan RW bikin persepsi sendiri, bilang ke warga, 'Katanya suruh daftar cepat-cepat, katanya hari ini terakhir'," kata Nasrudin kepada Kompas.com, Kamis.

Nasrudin mengatakan, warga terlalu mudah menerima informasi yang belum pasti. Informasi yang tidak benar itu antara lain bahwa Kartu Keluarga Miskin (Kartu Gakin) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) tidak berlaku lagi sejak diadakannya KJS. Warga juga tidak dapat memastikan sumber yang menyebutkan bahwa pendaftaran KJS berakhir hari ini. "Mereka jawab, 'Katanya'," kata Nasrudin sambil geleng-geleng kepala.

Menurut Nasrudin, antrean panjang beberapa hari terakhir ini juga diakibatkan rumitnya pendataan ulang warga. Menurutnya, puskesmas harus mendata ulang pendaftaran KJS tersebut untuk mengetahui apakah warga yang tercantum dalam kartu keluarga pendaftar masih hidup atau sudah meninggal dunia. Mereka juga harus mengecek apakah nama-nama yang didaftarkan itu masih tinggal di Jakarta atau tidak.

Hal lain yang memperlambat proses pendaftaran adalah kurangnya pengetahuan warga tentang program KJS. "Kita sudah jelaskan, kalau sudah punya Jamkesda, Astek, atau Gakin, untuk sementara tidak usah buat KJS karena sama-sama gratis. Parahnya, warga yang sudah punya Askes juga ikutan bikin, yang miskin saja ngantri. Hal itu yang bikin antrean makin panjang, akhirnya kan kita tolak yang seperti itu," kata Nasrudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com