BOGOR, KOMPAS -
Bentrokan terjadi di halaman DPRD Kota Bogor antara puluhan massa Benteng Bogor Raya (BBR) dan Benteng Bogor Raya Pajajaran (BBRP) sekitar pukul 16.30. Massa saling lempar batu, tetapi polisi memasang barikade sehingga kedua kelompok tidak terlibat bentrok fisik.
”Sore kelompok massa dari luar dengan sepeda motor menyerang yang di dalam pagar DPRD. Siangnya juga sempat terjadi perkelahian lebih dulu,” kata Heru (20), saksi mata.
Menurut dia, sekitar pukul 11.00 terjadi unjuk rasa perwakilan massa yang mengatasnamakan pedagang kaki lima guna menolak hasil sementara seleksi direksi PDAM Tirta Pakuan. Massa BBR sudah berada di dalam lingkungan DPRD, sedangkan tiga anggota BBRP berada di luar, melihat unjuk rasa tersebut. BBRP juga menolak hasil sementara yang mengerucut pada dua nama, yakni Untung dan Hendri sebagai calon Direktur Umum dan Direktur Teknik.
Tiga anggota BBRP dipukul anggota BBR sehingga sore
Kelompok massa yang menolak hasil seleksi sementara masuk ke ruang sidang. Tidak lama kemudian, massa yang pro mendatangi DPRD, tetapi tidak bertemu dengan massa penolak sehingga tidak terjadi bentrok.
”Bentrokan terjadi antara massa BBR di dalam dan BBRP di luar DPRD,” kata Kepala Bagian Operasi Polres Bogor Kota Komisaris Syahroni.
Dia mengaku menyiagakan sekitar 80 personel untuk berjaga di DPRD Kota Bogor.
Ketua Komisi B DPRD Kota Bogor yang juga anggota Badan Musyawarah DPRD Kota Bogor Slamet Wijaya menyayangkan bentrok itu. Menurut dia, jika seleksi tim Pemerintah Kota Bogor sudah transparan, tidak akan terjadi bentrok antara massa pro dan kontra.