Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di Depan DPR Berakhir Ricuh

Kompas.com - 14/12/2012, 15:54 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Massa dari Perhimpunan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) yang sejak pagi memenuhi halaman Gedung DPR bentrok dengan petugas keamanan setelah massa memblokade jalan tol depan Gedung DPR mengarah ke Slipi, Jumat (14/12/2012). Bentrokan pecah setelah ribuan orang pedemo diusir dari halaman Gedung DPR oleh petugas.

Setelah berhasil mengeluarkan massa, mereka langsung memblokade jalan tol untuk tetap melakukan aksinya tersebut. Melihat adanya potensi terjadi kerusuhan, ratusan polisi yang mengamankan jalannya demo langsung memukul mundur ribuan demonstran itu untuk segera membubarkan diri. Tetapi, aksi polisi ini justru menyulut demonstran untuk bertindak anarkistis. Saling lempar batu antara petugas dan para demonstran pun tidak dapat terelakkan lagi.

Massa pun kocar-kacir setelah petugas menembaki mereka dengan gas air mata, ditambah hujan deras turun sesaat ketika terjadinya bentrokan. Demonstran akhirnya membubarkan diri ketika polisi bersenjata lengkap dengan mobil lapis bajanya memaksa mereka untuk segera mengakhiri demo ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, situasi lalu lintas di jalan tol depan gedung DPR tidak bisa dilewati karena ada bentrok tersebut. Pengendara terpaksa harus memutar kendaraan mereka karena situasi di depan gedung DPR tidak mungkin untuk dilewati.

"Kami hanya ingin kami semua dijadikan PNS, itu saja. Saya dari Jombang," ujar salah seorang demonstran sambil berlari menghindari gas air mata yang ditembakkan oleh petugas.

Saat ini demonstran sudah membubarkan diri dengan dikawal ketat pihak kepolisian. Dan, jalan tol depan Gedung DPR pun sudah dapat dilalui kembali.

Berita terkait, baca:

Perangkat Desa Serbu DPR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com