Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Itu Jadi Korban Kekerasan Seksual Ayah Kandungnya Sendiri

Kompas.com - 19/12/2012, 05:29 WIB

Putri (7), sebut saja demikian, enggan berpisah jauh dari ibunya, panggil saja Bunda (34). Tangan kecil bocah perempuan ini menggenggam erat sang ibu. Trauma masih melekat setelah kekerasan seksual yang dilakukan ayah kandungnya, ER (34).

”Semoga keberadaan suami saya bisa segera ditemukan dan dihukum berat,” tegas Bunda, Selasa (18/12).

Hari itu tanggal 5 Desember 2012. Bunda tengah pergi mencari derma dari tetangga dan kerabat. Dia mengharap belas kasihan orang setelah suaminya, ER, kabur dari rumah kontrakan di Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang, sejak 28 November.

ER berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah swasta di Tangerang. Sejak suaminya kabur, Bunda tidak mempunyai pendapatan untuk hidup sehari-hari karena tidak bekerja.

Saat Bunda pergi mencari uang, Putri selalu dititipkan ke tetangganya. Bersama anak-anak sebayanya, Putri hari itu bermain petak-umpet. Namun, ketika bersembunyi di bawah tangga, tiba-tiba, sepasang tangan membekap mulutnya. Putri lalu diseret ke kamar mandi.

Orang yang menyeret itu rupanya ER, ayahnya sendiri. Di dalam kamar mandi itulah, ER melakukan kekerasan seksual terhadap anak tunggalnya itu.

Untuk menyamarkan tindakannya, ER memutar keran air seolah-olah ada orang yang mandi. Lingkungan kontrakan yang sepi membuat aksi ini tidak ketahuan.

Tindakan biadab ini baru terungkap saat Bunda kembali ke rumah. Putri langsung berlari memeluk ibunya dan menumpahkan segala perasaannya.

Mendengar itu, Bunda pun sangat shock dan langsung mengadukan persoalan ini ke polisi.

Pittor Parlindungan Hasibuan, kuasa hukum Bunda dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) Jakarta, mengatakan, ER diadukan untuk kasus kekerasan anak.

Kepolisian yang sudah menerima laporan tersebut langsung melakukan pendampingan kepada korban dan ibunya.

”Sekarang petugas lagi memburu tersangka,” jelas Kasatreskrim Polres Tangerang Kota Ajun Komisaris Besar Suharyanto.

Berulang kali

Hasil penyelidikan sementara, perilaku tidak senonoh dari ER kepada Putri diduga sudah terjadi sekitar dua tahun terakhir. Pengakuan Putri sudah terjadi delapan kali penetrasi.

Bunda sama sekali tidak menduga kalau suaminya itu sudah sering memerkosa anak mereka. Di rumah kontrakan berukuran 3 meter x 4 meter itu, mereka memang bertiga tidur satu ruangan bersama. ”Putri sering marah kepada saya. Dia meminta saya untuk tidak tidur malam hari karena di malam hari alat kelaminnya sering diraba ayahnya,” tuturnya.

Bunda mengaku sudah kerap menegur suaminya. Namun, teguran ini selalu berakhir dengan pertengkaran. ”Sebenarnya, saya sudah tidak tahan dan ingin kabur. Andaikan ada yang mau memberi kerja, saya pasti kabur,” ucapnya.

Kini, keduanya tidak lagi menempati rumah kontrakan itu lantaran Bunda tak punya pendapatan membayar kontrakan Rp 350.000 per bulan. Putri juga tidak lagi bersekolah. Namun, Putri kini merasa lebih tenang.

”Tidak apa kita tidak bisa makan enak. Lebih baik tidak ada ayah,” ujar Bunda menirukan komentar Putri, anaknya.

(Agnes Rita Sulistyawaty/Pingkan Elita Dundu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com