Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Pegawai Imigrasi Terlibat Penculikan WNA

Kompas.com - 21/12/2012, 19:05 WIB
Lariza Oky Adisty

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam orang dibekuk Subdirektorat Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya atas tuduhan penculikan terhadap Lin Ming Ta (34) dan Lin Hui Juan (29), sepasang kekasih warga negara asing Taiwan dan China.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, keenamnya melakukan tindakan penculikan tersebut berdasarkan perintah otak pelaku berinisial AC. "AC merupakan seorang WN China yang kini masih dalam pengejaran," jelas Rikwanto, Jumat (21/12/2012).

Tiga di antara keenam pelaku yang berhasil tertangkap yaitu AR (51), AW (49) dan HMD (54) merupakan pegawai negeri sipil. Mereka bekerja sebagai staf di keimigrasian.

Menurut Rikwanto, skema penculikan ini berawal dari rencana yang disusun AC. AC kemudian meminta tolong seorang tersangka lain berinisial TB untuk mencarikan seseorang yang kenal dengan orang imigrasi untuk menangkap korban.

Adapun dalih AC saat itu adalah karena kedua korban tengah memiliki utang pada dirinya. TB lalu meminta bantuan dari dua rekannya JL dan AF untuk mencarikan staf imigrasi yang diminta AC.

"AF yang menengal AR berhasil mengajak AR serta HMD dan AW untuk membantu AC," kata Rikwanto.

Keenam pelaku lalu menyatroni apartemen Lin Hui dan Lin Ming Sabtu (8/12/2012) dini hari. Mereka menuduh keduanya telah melanggar izin keimigrasian dengan memiliki dua paspor dengan nama dan foto yang sama, namun tempat tinggal berbeda dengan yang tercantum di izin tinggal imigrasi.

Lin Hui dan Lin Ming lalu diminta ikut bersama para tersangka dengan dalih hendak diperiksa di kantor imigrasi. Namun, alih-alih ke kantor imigrasi, dua sejoli ini justru dibawa ke Lapangan Banteng, Jakarta Pusat untuk diserahkan ke AC.

"AC memberikan imbalan berupa uang sebesar Rp 175 juta yang dibagi-bagi di antara enam tersangka," kata Rikwanto.

Dari uang 175 juta tersebut, JL mendapatkan imbalan Rp 40 juta, AF Rp 100 juta, sementara AR, HMD dan HW mendapatkan Rp 35 juta yang dibagi tiga. Adapun TB tidak mendapatkan uang yang dijanjikan AC karena ponsel AC tak lagi bisa dihubungi setelah peristiwa penculikan tersebut. AC lalu menyandera Lin Ming dan Lin Hui selama delapan hari.

"AC meminta tebusan kepada keluarga korban di China sebesar Rp 2,25 miliar yang ditransfer melalui Bank China Ekonomi," jelas Rikwanto.

Mendengar putranya diculik, ibu Lin Ming, Lin Yang Shu Chen pun terbang ke Indonesia dan melapor ke Mapolda Metro Jaya pada 12 Desember 2012 silam. Setelah melalui proses penyidikan, AF diringkus Jumat (14/12/2012) pekan lalu di Perumahan Papan Mas, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat.

Di hari yang sama, TB dan JL pun segera tertangkap di tempat yang berbeda. Adapun JL tertangkap di sebuah gerai restoran cepat saji di Gading Serpong, Tangerang, Banten. Sementara TB tertangkap di tempat parkir Apartemen Aston Marina Ancol, Jakarta Utara.

"Adapun AR tertangkap di rumahnya tanggal 17 Desember 2012. Sementara HMD dan AW tertangkap kemarin di kantor Imigrasi Jakarta Pusat," jelas Rikwanto.

Dalam serangkaian penangkapan tersebut, polisi menyita barang bukti berupa sebuah rekaman CCTV apartemen Aston Marina Tower D Ancol hari Sabtu 8 Desember 2012, satu unit Samsung Galaxy Note II, satu unit ponsel Nokia, satu unit Blackberry, dua buah Toyota Innova masing-masing berwarna silver dan hitam, serta ponsel Samsung Galaxy S.

"Namun sampai sekarang motif penculikan belum terungkap sebab otak penculikan yaitu AC masih buron," jelas Kasubdit Jatanras Ajun Komisaris Besar Helmy Santika.

AC memang segera melepaskan kedua sanderanya dan melarikan diri saat mengetahui enam anak buahnya ditangkap. "Korban sempat dipukul saat diculik," jelas Helmy.

Saat ini, kedua korban telah dimintai keterangannya dan berada di tempat tinggal yang lokasinya disembunyikan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com