Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Mengguyur, Jakarta Macet Parah

Kompas.com - 22/12/2012, 05:52 WIB

Jakarta, Kompas - Persoalan banjir dan kemacetan masih menjadi persoalan serius di DKI Jakarta. Setelah diguyur hujan deras, Jumat (21/12) siang, kemacetan parah terjadi hingga malam hari. Jutaan warga terkepung kemacetan berjam-jam. Ribuan rumah pun dilaporkan tergenang banjir.

Akibat kemacetan tersebut, pertemuan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa untuk membahas kelanjutan proyek mass rapid transit (MRT) pun batal digelar.

”Ini tadi Pak Hatta Rajasa kena macet di arah bandara ke sini,” kata Jokowi kepada pers.

Sedianya pertemuan diadakan pukul 17.00. Namun, pukul 17.30, Jokowi memberi tahu pertemuan itu batal. Pasalnya, Hatta yang baru kembali dari Lampung naik helikopter dan mendarat di Mabes Polri, kemudian terjebak macet parah dalam perjalanan menuju ke kantornya untuk bertemu Jokowi.

Kemacetan luar biasa itu, menurut Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Wahyono, akibat hujan turun cukup lama dan menyebabkan banyak ruas jalan tergenang, seperti di kawasan Mampang (Jakarta Selatan), Fatmawati (Jakarta Selatan), dan sejumlah ruas di Jakarta Barat. Selain itu, beberapa lampu lalu lintas di beberapa lokasi juga mati. ”Ini semua mengakibatkan antrean panjang kendaraan,” katanya.

Sepanjang siang hingga malam, Polda Metro Jaya sudah menurunkan 2.500 anggota polantas untuk mengatur lalu lintas. ”Polisi yang bertugas pagi dan seharusnya sudah selesai, kami perpanjang. Kami harapkan pukul 22.00, arus lalu lintas sudah kembali normal,” katanya.

Ribuan rumah

Hujan deras juga menyebabkan banjir dan menggenangi tidak kurang dari 1.429 rumah di Kelurahan Makasar, Ciracas, dan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, sejak Jumat dini hari hingga malam hari. Ratusan warga mengungsi karena tempat tinggal mereka tergenang dengan ketinggian air 1 meter hingga 2,5 meter.

Berdasarkan pantauan, banjir di Kecamatan Makasar disebabkan jebolnya tanggul saluran makro Kali Cipinang di dua lokasi di RW 005 dan RW 007 Kelurahan Makasar. ”Saat air semakin deras, tanggul saluran Kali Cipinang itu jebol,” kata Santoso, Ketua RW 005, Kelurahan Makasar.

Jebolnya tanggul saluran makro Kali Cipinang di RT 004 RW 007 terjadi sekitar pukul 02.45. Ini merupakan yang kedua kali terjadi. November lalu, kata Ketua RW 007 Sukirin, tanggul yang jebol berada di RT 005. Tidak kurang dari 664 rumah warga di daerah itu pun tergenang dengan ketinggian air 1 meter hingga 2 meter.

Sementara itu, banjir di Kecamatan Ciracas diakibatkan luapan saluran penghubung. Luapan itu terjadi akibat saluran penghubung itu tertimpa tembok PT Khong Guan yang roboh Kamis malam. Air menggenangi 150 rumah warga dengan ketinggian 30 sentimeter hingga 3 meter.

Adapun banjir di Cipinang Melayu menggenangi 415 rumah di RW 003. Ketinggian air di daerah ini mencapai 1 meter. Menurut ketua RW setempat, Mukhtar, banjir disebabkan luapan dari Kali Sunter yang alurnya semakin menyempit.

”Selama musim hujan ini, tempat kami sudah empat kali kebanjiran. Kami sudah meminta pemerintah agar segera menormalisasi Kali Sunter,” katanya.

Akibat banjir ini, ribuan warga mengungsi ke rumah kerabat, tetangga, masjid, dan kantor instansi pemerintah. Adapun bantuan makanan belum sepenuhnya lancar mengalir ke lokasi-lokasi banjir.

Bantuan nasi bungkus dari kelurahan yang diterima warga RW 003 Cipinang Melayu, misalnya, hanya tersedia 150 nasi bungkus, padahal ada 415 rumah yang tergenang banjir.

Daerah penyangga

Banjir dan ancaman longsor juga melanda daerah penyangga. Warga di RT 004 RW 007, Kelurahan Pasir Gunung, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, misalnya, resah karena longsor masih mengancam rumah mereka. Longsor, Kamis sore, mengakibatkan lima rumah rusak dan seorang warga terluka.

”Warga yang tinggal tepat di bawah tebing ini ada sekitar 30 orang. Kami khawatir kalau tebing ini kembali longsor,” kata H Ahmad, seorang warga.

Kampung ini berada di tepi Sungai Ciliwung, di samping Kompleks Hankam, Kelapa Dua, Depok.

Jalan Lereng Indah, Cinere, Depok, yang berada di lereng Kali Pesangrahan, yang longsor sejak akhir November lalu, hingga saat ini belum diperbaiki. Akibatnya, jalan alternatif Tangerang Selatan-Depok itu masih ditutup untuk kendaraan roda empat.

Sebanyak empat rumah warga di di RT 004 RW 001, Kampung Poncol, Kelurahan Pedurenan, Karang Tengah, Kota Tangerang, juga rusak. Kerusakan sedang hingga ringan terjadi akibat longsor setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur, Kamis sore. Hingga Jumat, warga di sana juga masih waswas terjadi longsor susulan.

Hujan mengakibatkan Sungai Angke di perbatasan Kota Tangerang dan Jakarta Barat meluap dan menggenangi jalan Joglo Raya hingga setinggi 50 sentimeter. Meluapnya air sungai itu juga dikarenakan selama ini sampah tertumpuk dalam aliran sungai.

Dampak luapan air anak sungai Angke itu, rumah penduduk dan jalanan juga tergenang air. Arus lalu lintas di Jalan Joglo Raya tersendat. Kondisi kemacetan parah ini diperparah banjir di Jalan HOS Cokroaminoto, Ciledug Raya. Banjir ini diakibatkan tidak berfungsinya saluran air.

(RTS/MDN/FRO/PIN/RAY/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com