Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Berandalan Diburu

Kompas.com - 31/12/2012, 03:11 WIB

Jakarta, Kompas - Dua remaja berandalan pelaku penodongan di dalam Mikrolet 06A jurusan Kampung Melayu-Gandaria masih diburu Tim Buru Sergap Polres Jakarta Timur. Di tengah perburuan itu, Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Jakarta Timur menjaring 113 anak jalanan dan preman.

Sebanyak 113 anak jalanan dan preman itu dijaring dari sejumlah tempat di Jakarta Timur.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar M Saleh, di Jakarta, Minggu (30/12), mengatakan, pihak kepolisian telah melakukan sejumlah langkah untuk menangkap pelaku penodongan di mikrolet itu.

Salah satu langkah yang dilakukan polisi adalah menjaring anak jalanan di sejumlah lokasi mereka biasa berkumpul di Jakarta Timur. Namun, Saleh mengakui, penjaringan anak jalanan dan preman itu belum memberikan hasil karena tak ada satu pun dari anak jalanan dan preman yang dikenali korban.

”Korban sudah kami ajak untuk melihat preman yang kami jaring. Dari sekitar 100 preman itu, belum ada yang dikenali korban,” kata Saleh.

Penodongan di atas mikrolet itu terjadi pada Jumat sekitar pukul 22.30 di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur. Pelakunya berjumlah dua anak laki-laki yang berdalih sebagai pengamen dengan modus membacakan puisi di dalam angkutan kota.

Kejadian tersebut mengakibatkan seorang penumpang, Hairudin (42), tewas dengan luka berat di kepala akibat terbentur aspal. Saat penodongan terjadi, Hairudin berusaha menyelamatkan diri dengan melompat dari jendela belakang mikrolet yang melaju kencang.

Tiga penumpang lain, Marfais Nur Fajri (16), Abdullah Azam (16), dan Rifki Firmansyah (17), mengalami cedera pada tubuh dan kepala. Luka tersebut akibat mereka melompat dari pintu penumpang untuk menyelamatkan diri dari penodongan. Rifki Firmansyah juga mengalami luka tusuk pada bagian lutut kiri.

Menurut Saleh, cedera yang dialami para korban bukan disebabkan penganiayaan oleh para pelaku, melainkan karena korban berusaha keluar dari mikrolet.

Keempat penumpang itu merasa ketakutan akibat pelaku menodongkan pisau lipat meskipun sudah diberikan uang Rp 10.000. Para korban juga semakin takut karena pelaku juga memerintahkan sopir mikrolet untuk memacu kendaraan sekencang-kencangnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, kata Saleh, sopir mikrolet yang berinisial YS itu mengaku tak mengenal kedua pelaku penodongan tersebut. Namun, dari keterangan sementara diketahui, YS adalah sopir tembak. Usianya pun masih 17 tahun dan belum memiliki surat izin mengemudi .

”Namun, kami tidak begitu saja percaya omongan dia. Karena itu, kami masih memeriksa YS lebih lanjut,” tutur Saleh.

Tuntas

Saleh mengatakan, kasus penodongan di dalam angkutan umum ini akan ditangani sampai tuntas. Apalagi, dalam kasus penodongan itu telah menyebabkan satu korban tewas meskipun itu bukan disebabkan penganiayaan yang dilakukan pelaku.

”Kami pun menerapkan Pasal 365 KUHP pada kasus ini, yaitu perampokan dengan ancaman hukuman 19 tahun penjara,” katanya.

Sementara itu, dari 113 anak jalanan dan preman yang dijaring, sebanyak 45 orang di antaranya dikirim ke panti bina milik Dinas Sosial DKI di Cipayung. Pasalnya, ke-45 anak ini masih di bawah umur dan tak memiliki KTP. Sisanya sebanyak 68 orang dikembalikan ke rumah masing-masing karena memiliki KTP dan tempat tinggal yang jelas.

Menurut Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Titik Setyawati, anak jalanan dan preman yang dikirim ke panti sosial umumnya tidak memiliki tempat tinggal. Harapannya, keputusan untuk mengirimkan mereka ke panti sosial akan mengubah jalan hidup mereka. Di panti tersebut, mereka akan diberikan berbagai keterampilan yang nantinya bisa dipergunakan untuk membiayai hidup.

”Dengan keterampilan yang diperoleh di panti sosial, diharapkan nantinya mereka dapat memperoleh pekerjaan yang layak,” tutur Titik.

Lebih lanjut Titik mengatakan, penjaringan anak jalanan dan preman yang dilakukan pihak kepolisian ini juga menjadi bagian dari Operasi Cipta Kondisi menjelang malam perayaan Tahun Baru 2013.

Hal ini terkait pula dengan adanya potensi kepadatan lalu lintas di kawasan Jakarta Timur pada malam perayaan menyambut tahun baru itu menyusul ditutupnya sejumlah ruas jalan utama di kawasan MH Thamrin untuk Jakarta Night Festival.

”Kami pun mewaspadai potensi kerawanan dengan munculnya parkir-parkir liar dan pak ogah pada malam tahun baru,” kata Titik. (MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com