Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkin yang Berani Kritik Ibu Mega Cuma Saya ...

Kompas.com - 02/01/2013, 16:10 WIB
Edna C Pattisina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Judul di atas merupakan pernyataan Taufiq Kiemas seusai perayaan ulang tahunnya yang ke-70, yang ditandai dengan peluncuran buku Gelora Kebangsaan Tak Kunjung Padam, Senin (31/12). Sebelumnya, Puan Maharani, anak bungsunya, mengumpamakan keduanya sebagai dwitunggal sepasang sayap yang saling melengkapi, terbang tinggi menuju cita-cita bersama.

Kalaupun caranya berbeda, itu untuk mencapai tujuan yang sama. Taufiq mengakui, dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang mengambil keputusan. Namun, sebagai pendamping dalam perjuangan, ia akan mengkritisi sesuatu yang menurut dia salah. Ketika kalangan di sekitar Megawati tidak berani mengkritisi, Taufiq mengambil posisi itu.

”Kalau semua orang iya iya saja, lama-lama kejeblos juga,” ujar pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1942, ini.

Berbagai kalangan hadir dalam acara itu. Tampak Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Presiden BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Ny Sinta Nuriyah, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, dan mantan Menteri Perindustrian Luhut Pandjaitan.

Bagi Taufiq, keberagaman dan perbedaan justru menjadi berkah. Hal itu terlihat dalam kegemarannya menjalin hubungan dengan berbagai kalangan. Dari masyarakat sampai birokrasi. Dari politisi, akademisi, hingga agamawan. Bahkan dengan pihak-pihak yang punya garis politik berbeda. Ia pun diterima berbagai kalangan, seperti ketika fraksi-fraksi memberikan kepercayaan secara aklamasi untuk menduduki Ketua MPR 2009-2014.

Tentang peristiwa itu, Puan ingat kata-kata ibunya, Megawati. ”Siapa lagi yang bisa menjaga NKRI kalau bukan papa kamu,” ujar Puan yang dalam pidatonya beberapa kali berkata dengan suara bergetar.

Sebagai politisi, kata Taufiq, dirinya lebih tertarik dalam pembinaan, terutama dalam ideologi. Pasalnya, parpol tanpa ideologi sama dengan zombi. ”Saya bukan cuma cinta pada PDI-P, tapi pada negara ini,” kata mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ini.

Bagi Megawati, perbedaan adalah hal lumrah. Tidak saja dalam konteks hubungannya dengan Taufiq Kiemas, tetapi juga dalam kehidupan berbangsa. ”Dalam kerukunan kita, perbedaan yang selalu ada itu tidak menjadi soal. Yang penting tidak dengan paksaan,” katanya. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com