Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Diceramahi" Mahasiswa UI, Aparat Senyam-senyum

Kompas.com - 04/01/2013, 11:07 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Suasana di Stasiun Pondok Cina masih ramai dengan orasi mahasiswa BEM UI yang menolak penggusuran kios pedagang di stasiun tersebut. Hanya dibatasi rel kereta, mahasiswa terus "menceramahi" para aparat yang ditugaskan untuk menggusur kios-kios pedagang.

Pihak keamanan yang berjaga-jaga di Stasiun Pondok Cina terdiri dari aparat gabungan yang berasal dari satuan pengamanan, kepolisian (Sabhara dan Brimob), dan TNI (Marinir). Mereka berada di sebelah utara rel (bangunan stasiun), sementara mahasiswa UI berada di sisi selatan rel (sisi Kampus UI).

Mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak akan menyerah dalam memperjuangkan nasib para pedagang di Stasiun Pondok Cina yang terancam digusur. Selain itu, mahasiswa juga menyatakan bahwa mereka tidak akan beranjak sampai rencana penggusuran dibatalkan.

"Kami tahu kami hanya bersenjatakan Toa (pengeras suara) dan hati nurani, mungkin bapak-bapak (aparat) dengan seragam yang gagah di sana, yang dibeli juga dari uang kami, memiliki alat-alat yang lebih modern. Tapi, apakah itu membuat kita takut teman-teman?" teriak pemimpin orasi yang langsung disambut teriakan serempak "Tidaaaak" dari para mahasiswa yang lain.

Aparat sendiri menanggapi santai orasi-orasi mahasiswa tersebut. Beberapa ada yang senyum-senyum dan duduk jongkok tak jauh dari lokasi demo.

Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa dari BEM UI ini juga membacakan sebuah surat dari Komnas HAM yang dikeluarkan pada Desember 2012, yang berisi permintaan Komnas HAM agar pihak PT KAI menunda rencana penggusuran.

"Berdasarkan keputusan yang diambil Komnas HAM beserta pihak PT KAI bahwa sampai dengan dilakukannya dialog secara komprehensif dengan pedagang di seluruh stasiun di wilayah Jabodetabek agar operasi penggusuran dihentikan terlebih dahulu. Bapak-bapak tahu kan Komnas HAM adalah lembaga independen yang langsung berada di bawah Presiden, Pak?" ujar seorang mahasiswa saat membacakan surat tersebut.

Para mahasiswa juga dengan lantang meneriakkan bahwa pihak PT KAI beserta aparat tidak mempunyai hati nurani karena telah merampas HAM dan mata pencarian para pedagang yang telah lama berjualan di stasiun tersebut.

"Pihak PT KAI bukan manusia, mereka melanggar dan merampas HAM orang lain. Mereka tidak tahu bahwa pedagang sudah berjualan di sini sejak tahun 1980. Bapak-bapak aparat, kalau kalian bukan robot, lebih baik pulang dan nyatakan kepada pimpinan bahwa kami menolak penggusuran," sindir mahasiswa.

Jika para mahasiswa memiliki kekuatan hukum karena surat dari Komnas HAM tersebut, pihak PT KAI Daop I sendiri juga menegaskan bahwa mereka menjalankan arahan Presiden, yaitu berupa Perpres No 85 dan UU No 23 Tahun 2011 tentang Peningkatan Mutu dan Pelayanan terhadap Penumpang Kereta. Hal itu dimaksudkan demi terciptanya rasa aman dan nyaman untuk meningkatkan jumlah pengguna kereta di tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com