Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambil Tutup Mulut, Jokowi Tolak Komentari "Blusukan" SBY

Kompas.com - 04/01/2013, 18:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kata blusukan atau melakukan tinjauan lapangan ke gang-gang sempit atau kampung-kampung mulai familiar oleh publik saat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sering melakukan kegiatan tersebut. Pria yang akrab disapa Jokowi itu memang sering kali blusukan tanpa diketahui agendanya oleh pihak pewarta, bahkan oleh Humas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang memang bertugas untuk memberikan informasi kegiatan Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekretaris Daerah.

Gaya blusukan Jokowi yang langsung mendekatkan diri kepada rakyat ternyata "ditiru" oleh pimpinan daerah atau calon pimpinan daerah yang akan berlaga di pemilihan kepala daerah. Bahkan, Jumat (4/1/2013) ini, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono beserta istri Ani Yudhoyono dan jajaran menteri kabinet mulai blusukan kepada rakyat kecil.

Menanggapi kegiatan yang "berbeda" dari SBY, banyak yang berpendapat kalau blusukan-nya tersebut mencontek gaya Jokowi. Saat ditanyakan kepada Jokowi, raut muka Jokowi yang tadinya serius mendadak menjadi gugup. Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut mantan Wali Kota Solo tersebut.

"Enggak, enggak mau komentar," kata Jokowi seraya menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, di Balaikota Jakarta, Jumat (4/1/2013).

Wartawan pun mencoba kembali mendesak Jokowi untuk menjawab pertanyaan tersebut, tetapi hasil nihil yang didapat. Dengan langkahnya yang setengah cepat, ia terus berjalan dan enggan mengomentari pertanyaan tersebut.

Untuk diketahui, rombongan Presiden mulai bergerak sekitar pukul 07.40 WIB. Para menteri tak menggunakan kendaraan dinasnya, tetapi diangkut dalam satu mobil. Tak ada sterilisasi jalan, tak ada pula petugas kepolisian dan TNI yang berjaga-jaga di sepanjang jalan. Bahkan, ada beberapa polisi yang asyik duduk-duduk.

Warga tetap beraktivitas seperti biasa. Ada yang mandi, cuci pakaian, hingga buang hajat di salah satu kali yang dilintasi Presiden. Aliran air di kali itu tampak berwarna coklat. Entah Presiden melihat atau tidak. Yang jelas, warga tampak kebingungan melihat iring-iringan kendaraan.

Saat tiba, Presiden melihat kondisi perkampungan. Rupanya, Presiden terganggu dengan tumpukan sampah yang berserakan di mana-mana. Air berwarna hitam dan berbau tak sedap tergenang di selokan.

"Dibikin bersih supaya enggak ada penyakit," kata Presiden kepada jajarannya.

Presiden sempat berbincang dengan warga. Kesempatan itu dipakai warga untuk menyampaikan berbagai keluhan, seperti minimnya pasokan solar untuk perahu nelayan, limbah kiriman, tak adanya pemecah gelombang di pinggir pantai, tak adanya selokan air, tak adanya truk pengangkut sampah, dan minimnya bantuan modal usaha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com