Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Usaha Merugi

Kompas.com - 12/01/2013, 02:39 WIB

Jakarta, Kompas - Akibat cuaca ekstrem imbas siklon Narelle yang menimbulkan gelombang tinggi di jalur penyeberangan Merak-Bakauheni, serta banjir yang memutus ruas Jalan Tol Jakarta-Merak, dunia usaha merugi. Besar kerugian diperkirakan Rp 60 miliar per hari.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik M Natsir Mansyur mengatakan, kerugian dunia usaha, selain akibat tambahan biaya yang ditanggung pengusaha, seperti uang makan sopir dan pengeluaran lain selama menunggu, juga

biaya akibat kerusakan barang. ”Gangguan distribusi seperti ini bisa memengaruhi kenaikan harga barang berkisar 15-20 persen,” kata Natsir di Jakarta, Jumat (11/1).

Sampai malam, antrean truk pengangkut berbagai barang dan komoditas menuju Jawa lewat Pelabuhan Bakauheni, Lampung, semakin parah. Antrean mengular sampai sekitar 11 kilometer ke luar pelabuhan, di antaranya ke ruas jalan lintas timur dan pantai timur Sumatera.

Sopir-sopir truk yang ditemui menyatakan khawatir terhadap barang bawaan yang bisa rusak karena harus antre lebih dari sehari semalam. Pada pukul 20.00, Kapal Motor Jatra III harus berputar tiga kali dan butuh waktu 1,5 jam untuk sandar di dermaga. Akibatnya, antrean malam hari bakal panjang.

Arus lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Merak sudah mulai mencair meskipun masih tersendat, terutama di Kilometer 57-59. Hal ini disebabkan puluhan warga Desa Undarandir, Kematan Kragilan dan Picon, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, Banten, masih bertahan di tepi Jalan Tol Jakarta-Merak. Pemukiman mereka disebutkan masih tergenang 0,5-1,5 meter.

Ada sebagian warga yang mulai kembali ke permukiman untuk membersihkan rumah dan barang-barang. ”Saya dan keluarga baru akan kembali ke rumah setelah banjir benar-benar surut. Saat ini rumah saya masih tergenang air setinggi 1 meter,” kata Rochmat (35), yang dinding rumahnya jebol terkena banjir.

Dari pantauan, air yang menggenangi ruas di kilometer tersebut surut dan tinggal menggenangi lahan dan sawah yang berada di kanan dan kiri jalan. Sebelumnya, ruas tersebut terendam air hingga 80 sentimeter.

Menurut Sutopo Purwo dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pusat, sampai sekarang ruas jalan tol tersebut sudah empat kali terendam banjir. Ini karena kerusakan dan degradasi Daerah Aliran Sungai Ciujung. Karena itu, meski sudah ditanggul di daerah Kragilan, kapasitasnya masih kurang.

Wiwiek D Santoso, Direktur Utama PT Marga Mandala Sakti, pengelola Jalan Tol Tangerang-Merak, mengatakan, sebagian jalan tol dibuka untuk kendaraan besar. Kendaraan kecil sementara belum diperbolehkan karena masih ada genangan di beberapa tempat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com