Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembok Waduk Dijebol, Banjir Rendam Cipinang Melayu

Kompas.com - 16/01/2013, 01:54 WIB
Firly Anugrah Putri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Cipinang Melayu RT 01 RW 02, Makasar, Jakarta Timur, merasa cemas karena tembok beton yang dibuat TNI AU sebagai pembatas waduk untuk menampung air dijebol oleh warga tanah sengketa yang menempati tanah di sekitar waduk dan diakui milik TNI AU.

Akibatnya, warga RT 01 yang langsung berseberangan dengan waduk dan pemilik rumah tanah sengketa kebanjiran. Bagio (40), warga RT 01 RW 03, mengatakan sempat terjadi keributan antara warga RT 01 dan warga sengketa karena warga sengketa menjebol tembok pembatas waduk, dan air masuk ke wilayah RT 01.

"Iya jadi tadi pagi ada sedikit adu mulut soalnya kan tembok penyekat waduk yang dibuat TNI AU itu kan jadi salah satu solusi juga buat kita jadi gak banjir lagi, tapi ya gitu tadi pas warga seberang itu yang tanah sengketa ngejebol sendiri tembok pembatas itu, ya air masuk juga ke kita. Itu tadi yang buat warga sedikit emosi dengan warga tanah sengketa," kata Bagio kepada Kompas.com, Selasa (15/1/2013).

Sementara itu, Ketua RT 01 RW 03 John Sitohan (42) mengatakan, terdapat 144 KK di wilayahnya yang rumahnya terkena banjir akibat tembok yang dijebol tersebut. "Semenjak ada tembok pembatas itu ya banjir jadi gak masuk ke rumah warga kami. Tapi yang kami sayangkan kenapa warga tanah sengketa itu tiba-tiba menjebol tembok pembatas itu. Ya mereka harusnya memikirkan juga bagaimana warga kami. Saat ini kita tengah mengupayakan solusi agar pihak kami dan warga tanah sengketa tidak sama-sama merugi," kata John.

John memaparkan, semenjak adanya pembangunan waduk dan dibatasi tembok, banjir tidak lagi datang dan warganya memang merasa hal itu menjadi solusi. Di sisi lain, tembok tersebut menjadi masalah karena warga sengketa yang mendirikan bangunan di dekat waduk yang diakui milik TNI AU itu malah kebanjiran.

"Untuk saat ini kami berharap dan mengusulkan solusi agar dibangun pintu air yang bisa dikontrol manual agar warganya dan warga sengketa sama-sama tidak mengalami banjir, dan normalisasi aliran di gorong-gorong Kalimalang segera dilakukan," kata John.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com