Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Berkendara Saat Banjir dari Rifat Sungkar

Kompas.com - 17/01/2013, 13:24 WIB
Emilius Caesar Alexey

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini, hujan dan banjir seakan-akan menjadi musuh utama para pengguna kendaraan di Jakarta. Rifat Sungkar, atlet dan pemerhati otomotif nasional, berbagi tips berkendara saat banjir.

Berkendara di saat banjir menghadirkan tantangan yang berbeda dibandingkan dengan berkendara saat hujan. Risiko dan hal-hal yang harus diantisipasi juga berbeda.

Berikut adalah beberapa tips dari Rifat Sungkar untuk berkendara saat banjir:

Jangan "ngebut" di area banjir

Menurut Rifat, hal utama yang perlu dilakukan adalah jangan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi di area banjir. Banyak hal yang dapat terjadi kalau ngebut di area banjir, dari kerusakan bemper, air yang menciprati kaca depan sehingga mengganggu pandangan, kerusakan mesin yang diakibatkan oleh masuknya air, bahkan bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

"Mobil sekarang kebanyakan sudah menggunakan sistem injection. Mobil dengan sistem injection akan mempertahankan RPM-nya. Cukup lewati area banjir dengan santai hanya dengan gigi 1. Karena bila di gigi 2 dan selebihnya, RPM pada mobil justru menjadi lebih rendah," kata Rifat.

"Intake" lebih penting daripada knalpot

Banyak orang ketika mengemudikan mobil di area banjir menginjak gas dalam-dalam ditambah dengan "setengah kopling", dengan alasan untuk menjaga agar knalpot tidak kemasukan air. Namun, menurut Rifat Sungkar itu merupakan tindakan yang tidak tepat. Selama mobil masih digas, meskipun perlahan, air tidak akan masuk ke dalam knalpot karena adanya udara yang keluar.

Udara yang dibuang melalui knalpot  terjadi karena ada udara yang masuk melalui intake atau air filter. Yang bisa mengakibatkan kerusakan fatal bukanlah air dari knalpot, tetapi intake yang kemasukan air.

Oleh karena itu, pengendara harus memperhatikan posisi intake kendaraan. Jika posisi intake berada di posisi yang tinggi, tidak perlu khawatir dan cukup santai saja ketika membawa kendaraan melewati area banjir. Namun, bagi yang posisi intake-nya di bawah, mereka harus berhati-hati karena semakin kencang digas, mobil akan menarik udara semakin kencang juga. Pada saat mobil menarik udara, katup intake pun semakin besar terbuka sehingga kemungkinan masuknya air juga semakin besar.

Perhatikan kondisi rem

Ketika melewati area banjir sering kali rem terasa blong. Namun, hal tersebut disebabkan mekanisme rem yang basah dan licin.

Rifat menyarankan para pengendara mobil untuk mencoba rem berkali-kali sampai normal kembali ketika keluar dari area banjir sebelum melanjutkan perjalanan dengan kecepatan normal. Ini terutama untuk mobil dengan mekanisme rem belakang tromol, karena menurut Rifat, rem tromol perlu waktu lebih lama untuk kembali normal dibandingkan rem dengan mekanisme disc-brake.  

"Be prepared!"

Menyiapkan berbagai perlengkapan di mobil yang dapat membantu mengatasi keadaan darurat merupakan hal yang sangat disetujui oleh Rifat. Namun, menurut Rifat, yang lebih penting daripada itu, para pengendara harus memahami fungsi kelengkapan mobil dan perlengkapannya.

Rifat menganjurkan untuk menyediakan lap di mobil, tetapi perlu dipisah antara lap yang digunakan untuk ban dan mesin dengan lap untuk bodi dan kaca. Selain lap, menurut Rifat, air wiper yang mengandung sabun atau konsentrat untuk campuran air wiper yang saat ini banyak dijual di pasaran juga akan membantu membersihkan kaca dengan lebih bersih dan efisien karena visibilitas merupakan hal yang penting.

Namun, yang jauh lebih penting dari kesiapan peralatan dan teknis adalah sikap dan kesiapan mental si pengemudi. Karena kita menggunakan jalan bersama dengan orang lain, perlu agar kita menjaga etika berkendara dan menjaga keselamatan.

Pengemudi juga harus lebih sigap dan hati-hati karena grip pada ban jauh lebih lemah pada lintasan yang basah. Karena grip yang lemah, mobil memerlukan waktu dan jarak yang lebih untuk berhenti atau bermanuver.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com