Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air UOB Dibuang di Baturaja, Warga Kembali Protes

Kompas.com - 20/01/2013, 17:18 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ratusan warga Kampung Baturaja, Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, kembali melakukan protes di pelataran Gedung UOB, Minggu (20/1/2013) sore. Warga protes lantaran air buangan dari basemen UOB menggenangi rumah mereka sekitar betis orang dewasa. Sabtu malam kemarin warga sudah protes ke UOB.

"Limpahan air (basemen UOB) masuk ke kampung kami. Takutnya pengurasan ini bikin banjir terjadi lagi seperti jebolnya Latuharhary kemarin. Kami minta UOB menghentikan air limpahan basemen ke perkampungan warga," kata Ketua RW 07 Kampung Baturaja Arman Setiawan (55) di pelataran gedung UOB, Jakarta, Minggu (20/1/2013) sore.

Arman menekankan, ada tiga RW di kampungnya. RW tersebut adalah RW 1, RW 3, dan RW 7. Menurut dia, tidak semua RW tergenang air limpahan UOB. Namun, jika limpahan air UOB terus dibuang ke sana, semua RW akan terendam. Dia berharap, manajemen UOB Plaza dapat memahami kondisi kekhawatiran warga.

"Kemarin kami udah ngungsi yang pas banjir dari Latuharhary. Masa ini kan tidak ada hujan kami mau kebanjiran lagi. Kemarin baru kering, masa terus mau banjir lagi," ujarnya.

Hal senada dikeluhkan Lisa, warga yang sehari-hari berjualan nasi. Ia terpaksa harus menutup dagangannya akibat banjir sejak Kamis lalu. Kini, dengan adanya kiriman limpahan air dari UOB, ia kembali tidak bisa berjualan. Padahal, ia kemarin sudah membuka lapak dagangannya.

"Kemarin sudah kelep, masa mau kelep lagi. Untung kemarin Grand Indonesia ngasih santunan, dari sini (UOB Plaza) nggak ada. Kami kan nggak kerja sejak banjir. Saya sih nggak minta apa-apa, cuma air jangan dibuang ke rumah warga. Kami kan khwatir kalau banjir," keluh Lisa.

Lisa menambahkan, luapan air dari UOB berbau tidak sedap. Menurut dia, sejak luapan air UOB menggenangi rumahnya, ia memutuskan mengungsi. Ia berharap, manajemen UOB dapat mengerti keadaan warga di perkampungan belakang gedung pencakar langit itu. "Air limpahannya UOB bau bangkai. Beda dengan banjir kemarin. Jangan dibuang ke sini lagi. Tanahnya udah turun," katanya.

Atas adanya protes ini, pihak UOB belum dapat dikonfirmasi. Wartawan yang mencoba mengonfirmasi ke pihak UOB diusir oleh satpam. Satpam UOB masih menahan para pewarta di pelataran gedung pencakar langit itu. Padahal, wartawan sudah mengungkapkan alasannya menemui manajemen UOB buat keperluan klarifikasi. Namun, satpam masih bersikukuh dengan pendiriannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com