Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusun untuk Korban Banjir

Kompas.com - 22/01/2013, 02:53 WIB

”Bapak Ibu tak boleh tinggal di Waduk Pluit karena itu berbahaya dan mengganggu fungsinya sebagai penampung air. Mari ikut lihat rusun. Jika tak mau silakan, tetapi tak ada uang untuk perbaiki rumah,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Senin (21/1) siang, kepada warga yang ada di pos pengungsian di Jalan Pluit Selatan Raya.

Teriakan yang cukup keras itu mengejutkan pengungsi. Basuki, dengan pengeras suara, menawarkan unit rumah susun (rusun) sewa.

Sekitar 60 wakil pengungsi dari kawasan di sekitar Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, mengikuti tur ke Rusun Marunda. Mereka diajak melihat unit contoh yang disediakan khusus bagi korban banjir.

Satu unit rusun yang ditawarkan berukuran 30 meter persegi. Pemerintah melengkapinya dengan dua kasur, televisi, pengatur suhu udara, lemari pakaian, kompor dan tabung gas, serta satu set meja kursi.

Basuki menyatakan, pemerintah daerah akan membabat bangunan liar di daerah terlarang, seperti area genangan waduk, bantaran sungai, dan tanggul. ”Jika sudah ada rusun tetap tak pindah, kami akan babat habis,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan 1.000 unit rumah susun sewa bagi korban banjir Pluit. Para penghuni daerah genangan Waduk Pluit dan daerah terlarang diprioritaskan mendapatkan rumah. Harapannya, waduk tak lagi diuruk dan dibangun hunian agar fungsinya optimal.

Basuki kemarin mulai menyosialiasikan kepada warga untuk pindah ke rumah susun sewa dengan mengajak mereka berkeliling melihat kondisi rusun. Dia mengakui rusun itu memerlukan perbaikan sebelum ditempati.

”Kami akan perbaiki, direnovasi. Bahkan, kami isi untuk kebutuhan mereka, seperti mebel, tempat tidur, kulkas, televisi, sampai pakaian pun kami sediakan dengan anggaran Rp 3 juta-Rp 5 juta per unit,” katanya.

Ibaratnya, lanjut Basuki, warga di bantaran kali dan waduk tinggal membawa badan untuk pindah. Mereka hanya membayar sewa Rp 200.000-Rp 300.000 setiap bulan.

Dana perbaikan dan pengisian rusun, kata Basuki, diambilkan dari dana darurat banjir sebesar Rp 60 miliar-Rp 80 miliar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com