Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebab Banjir Jakarta Tak Semata-mata Monsun Asia

Kompas.com - 22/01/2013, 07:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Analisis pantauan radar pada 16-17 Januari 2013 menunjukkan terjadi pusaran angin di Samudra Hindia yang menarik seruak dingin dari Siberia. Hal itu menimbulkan awan tebal yang mendatangkan banjir di Jakarta. Kondisi serupa dikhawatirkan berulang dalam waktu dekat.

”Sekarang terpantau lagi pusaran angin di Samudra Hindia dan Teluk Carpentaria, Australia,” kata Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Edvin Aldrian, Senin (21/1/2013), di Jakarta.

BMKG memperingatkan, pusat tekanan rendah membentuk pumpunan angin dari pesisir selatan Jawa hingga Laut Timor. Ada belokan angin memanjang dari Laut Halmahera hingga Sumatera bagian tengah. Pumpunan dan belokan angin menyebabkan peningkatan aktivitas pertumbuhan awan hujan di Sumatera bagian tengah dan selatan, Jawa bagian selatan dan timur, Kalimantan bagian tengah, Sulawesi bagian utara, Papua Barat bagian utara, serta Papua bagian utara.

Edvin mengatakan, awan tebal penyebab banjir di Jakarta bukan semata-mata disebabkan monsun Asia. Ada seruak dingin (cold surge) yang berlangsung dari wilayah dingin Siberia ke tenggara menuju Laut China Selatan hingga Selat Karimata.

”Dampaknya, terjadi konsentrasi atau penumpukan awan di Teluk Jakarta,” kata Edvin.

Konsentrasi awan tebal itu akibat pertemuan udara dingin dari Siberia dan udara hangat wilayah tropis. Udara hangat itu dipengaruhi udara dari Australia yang sedang mengalami musim panas ekstrem.

Mulai surut

Hari Senin, Jakarta memasuki hari kelima masa tanggap darurat bencana. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir di sebagian besar wilayah Jakarta yang terdampak luapan Sungai Ciliwung mulai surut.

”Penanganan banjir masih dikonsentrasikan di wilayah Pluit, Jakarta Utara,” kata Sutopo.

Banjir di Pluit ditengarai sebagai dampak rob (genangan dari luapan air laut pasang). Selain itu, air Waduk Pluit juga menerima limpasan air hujan optimum. Di sisi lain, pompa untuk pembuangan air ke laut mengalami kendala. (NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com