Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Laut di Penjaringan Rapuh dan Retak

Kompas.com - 25/01/2013, 21:44 WIB
Mukhamad Kurniawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah titik tanggul laut di sekitar Penjaringan, Jakarta Utara, rapuh dan retak-retak. Kondisi itu dikhawatirkan memicu genangan saat muka air laut naik di permukiman, jalan raya, ataupun fasilitas umum.

Pada Jumat (25/1/2013), keretakan terlihat di beberapa titik di Pasar Ikan, Jalan Pakin, Penjaringan. Tembok tanggul setebal lebih-kurang 50 sentimeter juga rapuh dengan semen dan pasir yang berguguran. Batu penyusunnya terlihat menonjol dan sebagian lepas.

Tanggul juga telah tertutup bangunan toko atau hunian. Saluran air yang dulu dijadikan tempat sandar perahu dipatok dan dibangun menjadi rumah panggung berbahan kayu. Hunian itu berdesakan dengan toko-toko di pasar tersebut.

Beberapa titik tanggul juga dijebol untuk lalu lintas orang. Tanggul setinggi 1,2 meter dijebol sekitar 50 sentimeter bagian atasnya sehingga terbentuk celah.

Kepala Dinas PU DKI Jakarta Ery Basworo yang meninjau infrastruktur itu menilai celah dan retakan berbahaya jika air laut pasang.

Infrastruktur pengairan lain yang juga kritis kondisinya adalah Waduk Pluit. Pada 1982, waduk itu memiliki luas sekitar 80 hektar. Namun, luasnya kini diperkirakan kurang dari 60 hektar karena sekelilingnya telah dibangun hunian dan bangunan lain.

Kedalaman Waduk Pluit juga jauh berkurang, yakni 2-3 meter, jauh lebih dangkal dibandingkan dengan seharusnya 10 meter. Mayoritas permukaannya telah ditumbuhi eceng gondok dan ilalang.

Oleh karena itu, kapasitasnya jauh berkurang dan tak mampu menampung air dari Kali Cideng, Ciliwung (Gajah Mada), dan Tubagus Angke.

Saat debit melonjak pekan lalu, waduk tak mampu menampung air sehingga meluber dan menggenangi ribuan rumah di Kawasan Pluit. Sembilan dari 13 pelimpas (spillway) bahkan tertutup endapan dan sampah sehingga aliran air tak lancar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com