Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenhub: Kita Telat Bangun Transportasi Massal

Kompas.com - 29/01/2013, 15:08 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, Indonesia telat dalam membangun transportasi massal. Padahal, jumlah penduduk Indonesia, terutama di kota-kota besar, sudah padat.

Sebagai contoh, untuk DKI Jakarta saja, jumlah penduduknya bisa mencapai 9 juta jiwa pada waktu siang dan 6 juta jiwa pada waktu malam hari.

"Kalau sudah di atas 5 juta jiwa dan kita belum punya transportasi massal, kita itu telat," kata Bambang saat peluncuran buku Transportasi dan Investasi di Gramedia Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (29/1/2013).

Menurut Bambang, selama ini Indonesia khususnya DKI Jakarta hanya dilayani transportasi massal seperti transjakarta. Kondisi transportasi massal tersebut dinilai juga belum optimal. Hal ini terbukti dari layanan Transjakarta masih belum optimal, misalnya jadwal kedatangan antarbus transjakarta yang masih belum bisa diketahui.

"Justru malah trans-solo sudah bisa kayak itu. Tapi di Jakarta malah belum bisa," tambahnya.

Dengan layanan itu, masyarakat akan bisa mengetahui secara tepat jadwal layanan transjakarta sehingga masyarakat akan tahu jumlah waktu yang diperlukan dari rumah menuju ke tempat tujuan yang ingin dituju.

Di sisi lain, DKI Jakarta juga sudah memiliki kereta api perkotaan yang menjadi penyangga transportasi di area Jabodetabek. "Tapi ini harus diperbaiki sistem KRL-nya. Kita wacanakan juga ada jalur ganda dan rel melayang di DKI Jakarta," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com