Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Ibu Membuat Buronan Serahkan Diri

Kompas.com - 29/01/2013, 15:39 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Peribahasa "Kasih Ibu Sepanjang Masa" agaknya layak menggambarkan peristiwa mengharukan ini. Setelah "mengasingkan" dirinya di Thailand, akhirnya, Chua Peng Hwee menyerahkan dirinya ke Kepolisian Singapura setelah buron lebih kurang 6 tahun.

Situs berita Asiaone melaporkan, Senin (28/01/2013), Chua buron setelah melakukan perbuatan kriminal yang tidak bisa dikatakan ringan.

Pada 2006, ketika Chua baru berumur 18 tahun, dia terbukti merampok setidaknya 37 orang pelajar. Untuk melakukan teror mental terhadap korbannya, Chua selalu menuduh korbannya dengan sejumlah alasan seperti melotot kepadanya, menganggu adiknya, atau mengata-ngatainya dengan kata-kata kotor.

Ketika korbannya membantah semua tuduhan, Chua kemudian menggiring mereka ke tempat yang jauh dari hiruk pikuk manusia seperti kawasan rumah susun yang sepi.

Di tempat sepi itu  Chua langsung mengeluarkan pisau, menodong korbannya dan meminta mereka untuk menyerahkan uang dan barang-barang berharga jika tidak ingin kehilangan nyawa.

Dari semua aksinya itu, Chua berhasil mengumpulkan 16.012 dolar Singapura (sekitar Rp 128 juta) yang termasuk sejumlah telepon genggam dan perhiasan berharga.

Chua sebenarnya sudah ditangkap kepolisian sebelum dia berhasil melarikan diri ke Thailand sebelum menjalani persidangan.

Sejak tinggal di negeri Gajah Putih, pria yang tidak pernah menyelesaikan pendidikan SMP-nya ini kemudian menikahi seorang perempuanThailand dan memiliki dua orang anak.

Mendengar anaknya tinggal di Thailang, ibu Chua memutuskan untuk terbang menemui anaknya tahun lalu. Setibanya di Thailand, sang ibu meminta putra kesayangannya ini untuk kembali ke Singapura.

Ibunya yang merupakan pemilik kedai kopi ini menyampaikan permintaan terakhirnya yaitu dia ingin putranya berada di sampingnya ketika dia meninggal dunia.

Tak dinyana permintaan ibunya itu membuat Chua akhirnya pulang dan menjalani persidangan. Dia akhirnya divonis penjara 7 tahun dan hukuman cambuk 24 kali.

Chua menyesali perbuatannya dan mengatakan enam tahun lalu dia hanyalah seorang remaja dengan kondisi psikologis tidak stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com