Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Enam Tol Menzalimi Rakyat

Kompas.com - 30/01/2013, 10:46 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago, menolak rencana pemerintah untuk melanjutkan pembangunan enam tol dalam kota Jakarta. Menurut dia, pembangunan enam jalan tol itu merupakan bentuk penzaliman kepada masyarakat.

Andrinof menjelaskan, selama bertahun-tahun hak warga Jakarta untuk mendapat tambahan jalan umum belum dicukupi. Di sisi lain, pendapatan pemerintah dari kewajiban masyarakat membayar pajak kendaraan bermotor terus digali. Dalam lima tahun terakhir, pendapatan pajak ini mencapai puluhan triliun rupiah.

"Saya jelas pro transportasi massal. Jalan khusus berbayar (dilakukan) kalau hak warga untuk penambahan kapasitas jalan umum dikembalikan dan metode-metode lain untuk mengatasi kemacetan dilaksanakan," kata Andrinof saat dihubungi wartawan, Rabu (30/1/2013).

Ia menambahkan, penambahan jalan di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir hanya sekitar 0,01 persen. Padahal sejatinya, pemerintah memiliki cukup anggaran untuk menambah jalan umum. Hal itu bisa terlihat dari pertumbuhan jumlah kendaraan yang mencapai 11 persen yang diikuti oleh peningkatan pendapatan dari pajak kendaraan.

Andrinof mengatakan, kezaliman terjadi saat pembangungan enam jalan tol ini dilakukan dengan alasan untuk menekan tingkat kemacetan Ibu Kota. Menurut dia, pengabaian kewajiban menambah jalan oleh Pemprov DKI di masa lalu menjadi salah satu penyebab kemacetan parah saat ini. "Ini jelas zalim. Kemacetan karena pengabaian hak warga, malah sekarang ingin dibisniskan," ujarnya.

Hingga kini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belum dapat memutuskan apakah akan melanjutkan proyek pembangunan enam tol dalam kota senilai Rp 42 triliun itu atau tidak. Menurut Jokowi, ia belum dapat memutuskan karena pihak yang pro dan kontra sama-sama memperjuangkan keinginan masing-masing.

Mantan Wali Kota Surakarta itu juga belum dapat memastikan kapan ia akan memutuskan proyek yang telah digagas mantan Gubernur DKI Sutiyoso tersebut. Jokowi menegaskan, dirinya akan selalu mencari win-win solution antara pihak yang menolak dan PT Jakarta Tollroad Development (PT JTD) selaku investor yang akan mengelola proyek tersebut.

Presiden Direktur PT JTD Frans Sunito mengatakan bahwa awalnya perencanaan fisik akan mulai dibangun pada pertengahan 2013, yaitu pada semester kedua atau Agustus. Namun, kewenangan berlanjut atau tidaknya proyek tersebut tergantung pada keputusan Gubernur DKI Jakarta.

Awalnya, Jokowi secara tegas menolak pembangunan jalan tol tersebut. Dia mengatakan, pembangunan tol itu tidak akan menyelesaikan persoalan macet yang melanda Ibu Kota. Menurut dia, yang harus dilakukan adalah melakukan penambahan alat transportasi massal di Jakarta, bukan melalui penambahan jalan yang akan menjadi red carpet bagi kendaraan pribadi.

Sikap Jokowi itu berubah seusai bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Sontak ia menyetujui pembangunan enam jalan tol dan ia percaya proyek tersebut dapat mengurai kemacetan.

Setelah menggelar public hearing pada 15 Januari 2013, Jokowi kembali mempertimbangkan proyek tol tersebut. Menurut dia, banyak masukan bagus untuk dijadikan bahan pertimbangan saat ia mendengarkan langsung aspirasi sejumlah masyarakat dan pengamat. Dengan tegas ia berjanji tak akan melanggar etika kebijakan publik saat mengambil keputusan terkait kepentingan masyarakat.

Proyek enam tol dalam kota ini dibagi menjadi empat tahap dan direncanakan selesai pada 2022. Pada tahap pertama akan dibangun ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan koridor Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.

Pada tahap kedua dilakukan pembangunan Tol Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun. Tahap ketiga meliputi pembangunan tol koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun.

Pada tahap terakhir akan dibangun Tol Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun. Total panjang enam tol dalam kota adalah 69,77 kilometer. Jika sudah selesai, keenam tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT Jakarta Tollroad Development, tetapi tarifnya akan terpisah dari tol lingkar luar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com