Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dalam Pusaran Krisis Pemimpin

Kompas.com - 31/01/2013, 00:17 WIB

Oleh Hanni Sofia

JAKARTA, KOMPAS.com--Jokowi tidak pernah membayangkan hidupnya akan menjadi milik publik sepenuhnya, meski kini kesehariannya tidak pernah terlepas dari sorot kamera dan kilatan  blitz.

Sejak dilantik menjadi Gubernur DKI pada akhir 2012, mantan Wali Kota Solo itu semakin menjadi pusat perhatian publik.

Sepak terjangnya tampak demikian aneh bagi masyarakat ibu kota yang sebagian besar telah menjadi hedonis, bahkan sebagian yang lain menilai apa yang dilakukan mantan juragan kayu itu sebagai pencitraan.

Jokowi tidak segan melakukan "blusukan" ke perkampungan kumuh warga yang tinggal di bantaran sungai, masuk ke got untuk memastikan sendiri mengapa saluran pembuangan air tidak bisa berfungsi optimal, hingga menghabiskan waktu berhari-hari di pengungsian bersama korban banjir.

Namun hal yang dilakukan pria kelahiran 1961 itu pada dasarnya menerjemahkan arti pemimpin yang membumi dalam definisi yang sebenarnya.

Staf Pengajar  FISIP UNTIRTA Serang yang juga Peneliti di The Community Development Institute (CDI) Dr Agus Sjafari mengatakan, dalam beberapa kesempatan, Jokowi berani menabrak aturan birokrasi ketika mengambil keputusan yang bertujuan untuk menyelesaikan  masalah publik dengan cara yang cepat dan antisipatif.

"Aturan birokrasi yang sangat formalistik dan protokoler merupakan salah satu momok tersendiri di dunia birokrasi kita saat ini sehingga seringkali tujuan pembangunan justru tidak tercapai," katanya.

Ia menambahkan, Jokowi menjadi berbeda lantaran hadir di tengah pusaran politik yang sedang mengalami krisis pemimpin yang membumi yang dirindukan oleh masyarakat.

Masyarakat tidak ingin satria piningit yang sakti mandraguna sebab mereka hanya rindu keluh kesahnya didengarkan oleh sang pemimpin, dipermudah aksesnya terhadap kebutuhan pokoknya, hingga didukung kehidupannya menuju pada titik kesejahteraan.

Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Moeloek menilai masyarakat kini sangat membutuhkan figur-figur baru sehingga mereka bukan lagi melihat partai politik melainkan tokoh yang diusung.

"Jokowi bisa memenuhi apa yang diinginkan warga karena ia menang atas kedaulatan masyarakat," katanya.

Jokowi juga dinilai menggunakan hatinya untuk memimpin sehingga merasa selalu perlu untuk bisa berdekatan langsung dengan masyarakat dan mewujudkan keinginan mereka.

Alumnus Fakultas Kehutanan UGM itu dalam kesederhanaannya menjadi pemimpin yang lebih dirindukan alih-alih tuduhan pencitraan yang dilemparkan para lawan politiknya.

Raja Bijak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com