Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecewa, Jokowi Ganti Kepala UPT Rusun

Kompas.com - 31/01/2013, 03:24 WIB

jakarta, kompas - Perubahan pola kerja di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus dilakukan. Pejabat yang tidak dapat mengikuti irama kerja Gubernur DKI Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menerima konsekuensi pencopotan jabatan. Perlakuan yang sama diterapkan kepada semua pejabat yang menghambat program kerja pemerintah.

”Saya selalu menyampaikan agar kerja untuk masyarakat bersama-sama. Mari ikut manajemen organisasi yang terus kami benahi. Tetapi memang ada yang sudah mengerti, ada yang belum nyambung, dan ada yang ogah-ogahan kerja,” tutur Jokowi di Balaikota Jakarta, Rabu (30/1).

Pada kesempatan itu Jokowi mengakui, ada pejabat Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang mempersulit warga menghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara. ”Informasi yang saya terima katanya di sana sudah tidak ada tempat. Padahal, setelah saya cek, ternyata masih ada tempat separuh. Artinya, kan, masyarakat tidak terlayani,” katanya.

Kemarin, Jokowi mengganti Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Susun Daerah I Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Kusnindar. Sebagai penggantinya, Jokowi menunjuk Kepala Seksi Pembangunan Perumahan Jati Waluyo.

Penggantian itu diakui Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Budiastuti. ”Hari ini ada pelantikan kepala UPT yang baru. Pejabat lama tidak lagi bertugas di dinas perumahan,” katanya.

Kelanjutan nasib Kusnindar yang mengelola Rusun Marunda, tambah Budiastuti, masih dibahas. ”Nanti akan kami proses, tetapi yang jelas dia dimutasi, sesuai arahan gubernur,” ujarnya.

Banyak keluhan

Sementara itu, Basuki mengatakan, penggantian dilakukan setelah banyak keluhan dari warga soal adanya pihak yang menghambat relokasi warga ke Rusun Marunda.

”Dulu, waktu warga diminta pindah, dia mengatakan orangnya tidak mau pindah. Setelah banyak orang mau pindah, dia bilang rusun sudah penuh. Menurut kami, dia sudah menghambat (relokasi),” kata Basuki.

Basuki menambahkan, banyak alasan yang dikemukakan pengelola Rusun Marunda untuk tidak memperbaiki kerusakan. Dia mencontohkan, ada laporan di lantai IV rusun tiba-tiba air tidak mengalir. ”Alasannya pipa pecah. Kami tanya kenapa tidak diperbaiki, dia bilang mau cari tukang las. Masa pipa paralon mau dilas? Itu cari alasan saja,” tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com