JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, proyek Jakarta Emergency Dredging Intiative (JEDI) akan dikerjakan mulai April 2013. Menurut Jokowi, Pemprov DKI bersama Kementerian Pekerjaan Umum telah siap menjalankan proyek yang digagas oleh mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo tersebut.
"Ini kita kerjakan nanti bersama-sama dan DKI ini pada proses validasi sehingga bulan April atau Mei akan mulai kita kerjakan," kata Jokowi di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (31/1/2013).
Dana proyek JEDI ini berasal dari pinjaman dari Bank Dunia. Pemprov DKI mendapatkan 69 juta dollar AS, sementara Kementerian Pekerjaan Umum sekitar 70 juta dollar AS. Proyek JEDI ini juga akan bergerak setelah masa prakualifikasi. Nantinya, Pemprov DKI akan mengerjakan pengerukan di Sungai Ciliwung, Gunung Sahari Drain, Waduk Melati, Saluran Gresik, dan Thamrin-Cideng Drain.
"Proyek itu untuk yang paket 1, kemudian paket 4-nya kami akan mengerjakan normalisasi dan pengerukan di Sentiong, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan, dan Waduk Sunter Timur 3. Yang paket 7, kami juga akan kerjakan di Kali Grogol, Sekretaris Drain, kemudian di Kali Besar, Krukut-Cideng Drain, dan Krukut-Kramat Drain," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, jika sesuai jadwal, pengerjaan proyek ini akan paling lambat mulai dikerjakan pada akhir triwulan pertama tahun 2013. "Tapi itu semua tergantung dari militansi kami dan World Bank, maka solusi paling cepat jika terjadi banjir lagi dibuat sodetan," kata Djoko.
Untuk menanggulangi banjir Ibu Kota, mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo telah menggagas proyek JEDI sejak tahun 2008. Proyek JEDI ini berupa normalisasi dan pengerukan 13 sungai. Realisasi proyek JEDI dilakukan secara bertahap dan dibagi dalam 7 paket pengerjaan.
Dari tujuh paket itu, tiga paket dikerjakan Pemprov DKI, dua oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), dan dua lainnya oleh Cipta Karya lewat bantuan dana Bank Dunia. Pengajuan pinjaman ke Bank Dunia sebenarnya sudah sejak tahun 2008. Namun, karena proses birokrasi yang panjang, realisasinya baru mulai tahun 2012.
Tender proyek JEDI telah berjalan dengan melibatkan 14 perusahaan termasuk dari Korea, China, India, dan Taiwan. Jika proyek ini selesai, diprediksi dapat mengurangi banjir sekitar 30 persen titik banjir Jakarta.
Secara keseluruhan proyek JEDI meliputi 57 kelurahan di 4 wilayah DKI Jakarta, yakni di Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur. Proyek JEDI ini diharapkan mampu membebaskan pemukiman warga dari banjir. Secara rinci, proyek JEDI ini juga meliputi daerah kumuh di sepanjang Kanal Banjir Barat (KBB), Pakin, Kali Besar, Jelakeng, Sunter Hulu, Krukut-Cideng dengan populasi penduduk sekitar 173.000 jiwa. Untuk pengerukan lumpur, nantinya akan ditiriskan, kemudian dibuang ke kawasan Ancol menggunakan truk kedap air. Adapun sampahnya dibuang ke TPA Bantargebang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.