Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Bayi Lagi Diselamatkan

Kompas.com - 07/02/2013, 03:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Polisi kembali menyelamatkan bayi yang diduga menjadi korban perdagangan di Jakarta, Rabu (6/2). Artinya, ini bayi ketiga yang bisa diselamatkan oleh jajaran kepolisian. Sehari sebelumnya, polisi mengungkapkan telah berhasil menyelamatkan dua bayi saat membongkar kelompok penjualan bayi.

Bayi ketiga yang berusia 40 hari bernama Hanif Rizky tersebut tiba di Polres Metro Jakarta Barat, Rabu (6/2) pukul 19.20.

Hanif dibawa dari kawasan di Jalan Adhi Karya, Kedoya Selatan, Jakbar.

Di ruang penyidik, di Polres Metro Jakbar, tersangka E menjelaskan, bayi tersebut anak seorang perempuan berinisial W. W lalu menyerahkan Hanif kepada tersangka utama, Has. Has, melalui E, kemudian menyerahkan Hanif kepada Rini.

 

Polisi menyebutkan, Rini adalah adik angkat E. Namun, saat ditanya penyidik, E mengatakan, ”Rini itu adik saya. Saya yang menawarkan bayi itu padanya.”

Ketika ditanya wartawan berapa Rini harus membayar untuk mendapatkan Hanif, Rini mengaku ia hanya memberi uang kepada E sebesar Rp 2 juta untuk biaya persalinan.

Rini membantah dia mendapatkan Hanif dengan membeli. ”Saya cuma membayar biaya persalinan,” ujar Rini.

Akan tetapi, kata Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakbar Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi, W, ibu kandung Hanif, sudah mendapat uang muka dari sindikat pedagang bayi.

”Ibu kandung Hanif yang berinisial W ini sudah menerima uang muka sebesar Rp 2,5 juta saat W masih mengandung Hanif,” kata Hengki.

Menurut dia, W menyerahkan Hanif kepada tersangka LD. LD lalu menyerahkan Hanif kepada Has. Saat Has memeriksa bayi tersebut, Has menilai kualitas bayi kurang bagus karena kulitnya berwarna gelap, berwajah jelek, dan sakit-sakitan.

Has lalu menyerahkan kembali Hanif kepada LD. LD lalu menyerahkan Hanif kepada E. Selanjutnya E menyerahkan Hanif kepada Rini.

Pencarian

Sebelumnya, Rabu pagi, Hengki mengatakan, para penyidiknya sedang mencari dua bayi yang diperdagangkan. Bayi pertama diperkirakan berada di Kedoya, sedangkan bayi kedua diperkirakan berada di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.

Hasil penyelidikan terakhir pada Rabu sore menunjukkan, polisi hanya berhasil menemukan Hanif. ”Bayi lain yang diduga ada di Cibubur ternyata tidak ada. Di sana, kami hanya menemukan sebidang tanah milik E,” ungkap salah seorang penyidik yang ikut bersama penyidik lain ke Cibubur.

Sementara itu, di tempat lain, di rumah mertua LD, RT 10 RW 08 Pesing Koneng, Kedoya Utara, Jakbar, Tarsih (52), mertua LD, mengakui bahwa menantunya sering menerima tamu yang sebagian besar perempuan hamil.

Sehari-hari, lanjut Tarsih, menantunya bekerja sebagai penjual baju bekas.

Tarsih mengaku pernah melihat LD membantu seorang ibu yang sedang membawa bayi.

”Ketika itu, ngakunya sih suami ibu itu pergi, jadi bayinya dititipkan ke LD,” tutur Tarsih.

Ia tak menyangka menantunya terlibat kasus dugaan perdagangan bayi. ”Saya bingung saat dia dibawa polisi,” ujar Tarsih.

Terbongkar

Pembongkaran sindikat perdagangan bayi pada Selasa (5/2) oleh kepolisian selain menyelamatkan dua bayi, polisi juga menahan tujuh perempuan, salah satunya bekas bidan.

Kelompok ini sudah beroperasi sejak tahun 1992 dan telah memperdagangkan bayi dalam jumlah yang tidak sedikit.

Kurun November-Desember 2012 saja, kelompok ini telah menjual 12 bayi. Bayi laki-laki bisa dihargai Rp 80 juta.

Para tersangka dijerat Pasal 83 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp 60 juta.

Kelompok ini menyasar keluarga miskin yang tidak mampu membayar biaya persalinan. Modusnya,

menawarkan pinjaman uang dengan persyaratan bayi dari yang bersangkutan dititipkan kepada mereka sebagai jaminan sampai utang lunas. (WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com