Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga: Siapa yang Ingin Terendam Banjir Terus?

Kompas.com - 12/02/2013, 16:20 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Penjaringan yang telah berpindah ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda menilai keputusan mereka untuk pindah sebagai pilihan yang tepat. Tidak hanya karena hunian layak yang diperoleh, mereka pun bisa lepas dari momok yang rutin dialami saat masih di berdiam di Penjaringan.

"Di sini jauh lebih menyenangkan. Siapa sih yang ingin kerendam banjir terus?" ujar Parno (66), penghuni Blok 7 lantai 5 No. 02 Rusun Marunda saat ditemui Kompas.com, Selasa (12/2/2013).

Parno menjelaskan, di rumah lamanya yang terletak di kawasan Muara Baru, Penjaringan, rob atau luapan air laut hampir selalu menggenangi rumahnya. Selain itu, lokasi tersebut terhitung padat. Rumah yang didiami tergolong sempit dan kurang sehat bagi perkembangan tiga cucunya.

"Apalagi di sini saya dikasih gerobak dagang untuk buka warung," ujar Parno.

Alhasil, warga asal Brebes, Jawa Tengah ini mengaku sudah merasa kerasan berdiam di Marunda. Dia membuka dagangan soto di pusat kuliner rusun yang terletak di lantai dasar Blok 7. Usaha kecil itu menjadi kelanjutan usaha dagang serupa yang sebelumnya dibuka di Muara Baru.

Keterangan serupa diberikan Solihin (29), pedagang mi goreng di lokasi yang sama. Keraguan awal ketiga hendak pindah, dalam pengakuan Solihin, adalah masalah pekerjaan. Bapak dua orang putri ini yang sebelumnya berdiam di Muara Baru, mengaku sempat cemas jika harus bolak-balik Marunda-Muara Baru untuk bekerja.

"Alhamdulillah, kami disediakan lahan buat berdagang dan dikasih gerobak ini buat jualan," kata Solihin.

Meski demikian, masih ada kendala yang dihadapi sejumlah warga rusun lainnya. Persoalan tersebut terkait minimnya angkutan yang mengakses rusun. Tarjinah (78), penghuni unit 5-06 Blok 7 mengaku beberapa cucunya masih bersekolah di Muara Baru. Alhasil, orangtua mereka setiap hari masih harus bolak-balik Marunda-Muara Baru untuk antar-jemput putra-putri mereka.

"Masih banyak yang sekolahnya di sana. Ada dua cucu saya, tiap hari masih diantar bapaknya ke sekolah," kata Tarjinah.

Solihin menjelaskan, pengelola sebenarnya telah menyediakan beberapa unit bus Blue Bird untuk mengantar jemput warga dengan trayek Marunda-Muara Baru. Ada pula angkot dari Cilincing. "Tapi angkot jarang masuk kemari. Kebanyakan berhenti di Sekolah Pertanian (sekitar 2 km dari rusun)," kata Solihin.

Selain masalah tersebut, layanan kepada warga di Rusun Marunda masih berjalan lancar hingga saat ini. Makanan dan minuman dibagikan tiga kali sehari. Pasokan bantuan berupa peralatan dapur dan rumah tangga pun terus berdatangan. Layanan pendidikan usia dini dan berbagai kursus bagi kaum perempuan sudah mulai dibuka di rusun milik Pemprov DKI itu, antara lain, kursus pendidikan kesetaraan, ketrampilan merangkai bunga, tata rias pengantin, kegiatan PAUD, ketrampilan komputer, dan kursus menjahit. Kegiatan-kegiatan ini terpusat di Blok 8 yang dihuni warga pindahan dari Penjaringan.

Berita terkait, baca :

100 HARI JOKOWI-BASUKI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com