Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Annisa Tidak Salahkan Rumah Sakit

Kompas.com - 13/02/2013, 17:25 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga almarhumah Anissa Azward, mahasiswi Universitas Indonesia yang tewas setelah melompat dari angkutan kota menyatakan, mereka tidak pernah menyalahkan atau mengalami penolakan rumah sakit tertentu.

"Sampai sekarang saya masih bingung, dari mana media mendapat informasi seperti itu. Kami tidak pernah mengalami penolakan, apalagi mempersalahkan rumah sakit," ujar Wendi Bahar, paman Anissa, saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Jalan Pademangan IV RT 11 RW 01, Pademangan Timur, Jakarta Utara, Rabu (13/2/2013).

Wendi menjelaskan, dialah yang mengurus segala keperluan dan pembiayaan keponakannya selama berada di RS Atmajaya, Pluit, dan di RS Koja. Pemindahan dari RS Atmajaya ke RS Koja dilakukan atas pilihan keluarga dengan mempertimbangkan biaya perawatan.

"Kalau di rumah sakit pemerintah kan kami bisa dapat keringanan. Kalau di rumah sakit swasta, kami ngerti kalau semua prosedurnya membutuhkan biaya," ujar Wendi.

Wendi menjelaskan, selama dirawat di RS Atmajaya, ia telah membayar biaya yang cukup besar dalam waktu satu hari. Ongkos tersebut meliputi biaya CT Scan sebesar Rp 875.000, deposit ruang bangsal perawatan Rp 1 juta, dan uang obat-obatan.

"Semuanya mendadak, dalam waktu singkat saya harus keluarkan biaya segitu. Makanya, saya pikir lebih baik pindah ke rumah sakit pemerintah," tutur Wendi.

Ia membantah ada penolakan dari dari RS Atmajaya. Keputusan untuk memindahkan Anissa ke RS Koja juga didasarkan pertimbangan bahwa Wendi memiliki kerabat seorang dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut. Karena itu, ia berharap kematian keluarganya tidak lagi dikait-kaitkan dengan penolakan rumah sakit.

Icha adalah mahasiswi semester IV Fakultas Ilmu Keperawatan UI asal Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Menurut rekannya, saat liburan ia kerap berkunjung ke rumah pamannya di Pademangan, Jakarta Utara.

Pada Rabu lalu, ia melakukan kebiasaannya itu. Menumpang KRL dari Depok, Icha kemudian turun di Stasiun Jakarta Kota untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Pademangan dengaan menumpang angkot.

Ia kemudian menumpang angkot U10 jurusan Angke-Sunter yang dikemudikan Jamal bin Jamsuri (37). Setelah penumpang lain turun, Icha kemudian dibawa ke arah yang berlawanan dengan lokasi tujuannya.

Hal itu menimbulkan ketakutan pada mahasiswi tersebut. Ia sempat meminta diturunkan, namun Jamal mengatakan akan mengantarnya ke tempat tujuannya. Karena ketakutan, Icha kemudian memutuskan untuk melompat dari angkot saat kendaraan itu melaju dari arah Jembatan Lima menuju Kota. Akibatnya, ia terluka parah di bagian kepala yang kemudian berujung pada kematiannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com