Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Heran, Naik Kapal "Waterway" Kok Gratis?

Kompas.com - 15/02/2013, 15:56 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sarni (62), warga Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, terkejut bercampur girang mendengar informasi tersedianya kapal motor gratis dari Marunda ke Muara Baru, Jakarta Utara. Meskipun sudah mendengar informasi tersebut sebelumnya, ia tak begitu yakin Pemprov DKI menyiapkan moda transportasi laut tersebut secara cuma-cuma, tanpa bayaran.

"Benar kapal itu gratisan?" tanya Sarni, penghuni Blok 6 Unit 2-12 Rusun Marunda, Jakarta Utara, dalam percakapan dengan Kompas.com, Jumat (15/2/2013).

Setelah mendapat kebenaran informasi tersebut, pedagang pecel keliling rusun itu langsung berteriak kegirangan. Ia lantas memanggil empat kaum ibu lain yang sedang berbincang-bincang di pojok lantai 2 Blok 6. Karyati (50), penghuni unit 2-10 bersama tiga rekannya, langsung merapat. Pikiran mereka pun senada. Mereka mengira, kapal cepat yang melaju pada rute waterway Marunda-Muara Baru itu bukan layanan gratis. "Ah, masa gratisan? Sebenarnya berapa sih ongkosnya?" tanya Karyati.

Ibu-ibu tersebut mengaku sudah mendapatkan informasi sejak terjadi dialog dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, sekitar tiga pekan lalu. Mereka juga sudah membaca pengumuman yang ditempelkan di tembok-tembok blok Rusun Marunda. Namun, penyediaan kapal secara gratis di luar dugaan mereka.

Sarni, Karyati, dan rekan-rekannya merupakan warga Muara Baru yang pindah ke Marunda. Suami-suami mereka umumnya nelayan atau orang yang bekerja di pelelangan ikan. Mereka sadar bahwa jenis kapal motor cepat yang disediakan untuk warga membutuhkan biaya operasional besar. Tak heran bila mereka meragukan informasi bahwa sarana waterway itu dapat ditumpangi secara gratis.

"Kalau naik kapal itu dari Muara Angke ke Pulau Tidung (Kepulauan Seribu) ongkosnya Rp 50.000, makanya enggak nyangka kalau dikasih gratisan," ujar Sarni yang mengaku masih bolak-balik Marunda-Muara Baru setiap hari.

Kepala Pos Polisi Peraiaran Marunda Aiptu Zulkarnaen tidak membantah bila pengoperasian kapal motor jenis Kerapu itu membutuhkan biaya operasional yang cukup tinggi. Ia menjelaskan, kapal tersebut dilengkapi dua mesin berkekuatan 200 PK, total 400 PK, yang berbahan bakar Pertamax.

"Kami menyebutnya indeks 300 (300 liter bahan bakar per jam). Kalau soal bahan bakar, silakan dikali aja 300 x Rp 9.300 (harga seliter Pertamax)," kata Zulkarnaen.

Nilai Rp 2.790.000 yang diperoleh dari hitungan tersebut belum bisa dipastikan akurat. Pasalnya, hitungan tersebut hanya berlaku pasti untuk kapal yang terhitung baru. Untuk kapal yang sudah berumur, sebagaimana Kerapu II dan Kerapu III, Zulkarnaen memastikan akan lebih boros bahan bakar. "Bisa Rp 3 juta-an per jam untuk kapal seperti ini. Kalau pergi-pulang (Marunda-Muara Baru) makan waktu sejam, berarti jumlah segitu yang dikeluarkan buat bahan bakar setiap harinya," papar Zulkarnaen.

Kepala Unit Pengelola Angkutan Perairan dan Kepelabuhanan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Tri Hendro S yang dikonfirmasi Kompas.com membenarkan tingginya biaya operasional kapal tersebut. Ia mengaku tidak tahu sampai kapan fasilitas gratis itu akan diberlakukan Pemprov DKI. "Saya tidak tahu sampai kapan. Kami tahunya siap menjalankan tugas, menyediakan kapal bagi warga sini," ujar Tri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com