JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, membeludaknya pasien rumah sakit di Jakarta jangan disalahkan karena adanya Kartu Jakarta Sehat (KJS). Menurutnya, dulu orang sakit ditahan-tahan tidak ke rumah sakit karena memikirkan biayanya.
"Melonjaknya masyarakat datang ke rumah sakit atau puskesmas karena ada KJS itu. Yang dulu-dulu sakit tapi ditahan-tahan dan diem aja di rumah, enggak punya dana. Logikanya gitu, jangan dibalik KJS-nya (disalahkan)," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/2/2013).
Jokowi menegaskan, sistem KJS yang diterapkan di Ibu Kota sudah tepat. Hanya, dia mengakui bahwa infrastruktur pelayanan kesehatan di Jakarta belum memadai untuk mengimplementasikan KJS.
Sejak penerapan KJS, kata dia, telah terjadi 70 persen penambahan pasien RS di Jakarta. Namun, diakuinya, jumlah kamar RS di Jakarta tidak sebanding dengan jumlah pasien. Selain itu, baik peralatan di RS maupun puskesmas belum memadai.
Jokowi berjanji akan mempercepat pembangunan kamar di banyak RS di Jakarta. Selain itu, kelak akan dibangun sistem yang menghubungkan antara RS pemerintah dan swasta di Jakarta. Nantinya, melalui jaringan internet, dapat diketahui di RS mana pasien dapat dilayani.
"Nanti bisa menginformasikan mana rumah sakit yang masih punya kamar kosong, ICCU kosong, NICU kosong. Kita harapkan akhir Maret sudah rampung," pungkas Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.