Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pakin Masih Bingung soal Mushala, PAUD, dan WC Umum

Kompas.com - 27/02/2013, 14:41 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Jakarta Utara membongkar bangunan-bangunan ilegal di sepanjang bantaran Kali Pakin, Penjaringan. Warga mengaku bisa memahami program pemerintah, tetapi mereka masih kebingungan dengan beberapa fasilitas umum yang ikut dibongkar karena berdiri di lahan publik.

"Kami masih bingung mikirin mushala, PAUD, dan WC umum yang ikut dibongkar," kata Budiman, warga RT 01 RW 07 Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (27/2/2013).

Dia menjelaskan, ketiga fasilitas tersebut selama ini sangat bermanfaat bagi warga. Ketiga fasilitas yang dibangun berdekatan itu dibangun melalui swadaya masyarakat. Sebelum dibongkar pada Senin (27/2/2013), ketiga fasilitas tersebut juga dimanfaatkan oleh warga yang bermukim di lahan pribadi, di seberang lokasi bongkaran. Jamaludin, Ketua RT 01 RW 07 Penjaringan, menuturkan beberapa kegiatan rutin di mushala, seperti pengajian ibu-ibu, dan tawassul pada malam Jumat, serta TPA tidak dapat dilaksanakan lagi pasca-pembongkaran.

"Tadi sudah ngomong juga ke Pak Yuliadi (Sekretaris Kota Jakut), ibu-ibu nanya mau pengajian di mana. Saya sudah coba cari lahan buat mushala pengganti, tapi belum ketemu," kata Jamaludin.

Terkait PAUD, Pemkot Jakut telah menyediakan bangunan pengganti di Rusun Pluit. Pilihan tersebut dinilai wajar lantaran beberapa pengajar dan murid berasal dari wilayah Muara Baru. Namun, menurut Jamal, beberapa warga mengeluhkan jauhnya lokasi PAUD baru yang berjarak lebih dari tiga kilometer dari lokasi semula.

"Yang bikin pusing warga sini karena enggak ada lagi WC umum," kata Jamal.

Dia menjelaskan, di wilayah permukiman padat tersebut tidak semua rumah, kontrakan, atau kos-kosan memiliki kamar mandi/WC. Selama ini banyak warga, bahkan dari RT berbeda, memanfaatkan fasilitas toilet umum yang telah dibongkar.

"WC-nya dibangun dari sumbangan warga. Ada delapan pintu, enam WC dan dua kamar mandi," kata Jamal.

Hilangnya toilet umum tersebut membuat warga terpaksa mengantre di rumah warga lainnya. Salah satu fasilitas toilet yang dimanfaatkan warga adalah toilet yang terdapat di sebuah balai pengobatan milik seorang bidan. Manfaat toilet umum di RT 01 RW 07 tidak hanya itu. Dana yang dikumpulkan dari pemanfaatan toilet umum selama ini digunakan untuk membiayai gaji tiga pengajar PAUD dan perawatannya.

"Memang gaji tiga guru itu di bawah UMR, tapi lumayan, bisa ditutup dari uang WC umum," kata Jamal.

Hingga saat ini, belum ada fasilitas pengganti untuk mushala dan toilet umum. Jamal mengaku sudah mempertimbangkan beberapa lokasi, termasuk rumahnya yang memiliki dua pintu untuk dijadikan mushala.

"Kalau memang enggak ada yang lain, mungkin bisa di sini saja. Saya dan keluarga masih bisa tinggal di sebelah," kata pria beranak tiga itu.

Pemkot Jakut melakukan penataan kawasan Kali Pakin untuk menghindari berulangnya peristiwa banjir pada Januari lalu. Lokasi bongkaran selanjutnya akan digunakan sebagai jalan umum. Ruas jalan akan diperlebar dan difungsikan sebagai jalur alternatif dari arah Kota dan Pasar Ikan, Penjaringan, menuju Pluit. Sepanjang pinggir kali juga akan dipasangi lampu untuk memperindah kawasan bantaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com