JAKARTA, KOMPAS.com — Tindakan Anas Urbaningrum yang mundur dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Demokrat dinilai tidak terpuji. Pernyataan Anas tentang adanya "halaman-halaman baru" dalam perjalanan partai dinilai bernada ancaman terhadap muruah partai, yakni Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Hal itu disampaikan oleh empat kader muda Partai Demokrat dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (27/2/2013). Empat kader muda tersebut adalah Ketua Pusat Pengembangan Strategis dan Kebijakan DPP Demokrat Ulil Abshar Abdalla, Sekretaris Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM Rachlan Nasidik, Biro Perimbangan Keuangan Daerah dan Pusat M Husni Thamrin, dan Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum Didi Irawadi Syamsuddin. Dari keempat orang itu, hanya Didi yang tak hadir dalam jumpa pers.
"Ada indikasi Anas menyediakan diri sebagai pembawa bendera pihak-pihak yang sakit hati atau tidak suka dengan SBY. Tentu saja, ini langkah politik yang sangat tidak terpuji. Kami menyayangkan," kata Husni.
Menurut mereka, semua kader Demokrat harus loyal kepada kebijakan dan langkah penyelamatan partai yang dilakukan Majelis Tinggi partai. Mereka menganggap langkah penyelamatan partai belakangan ini mengarah kepada mengembalikan "misi suci" partai, yakni partai bersih.
"Jika ada kader yang terpelanting karena proses menuju visi partai bersih ini, itu bukan didesain sebagai upaya menyingkirkan satu-dua kader tertentu. Partai harus jalan terus ke depan. Seluruh kader harus kompak luar biasa menghadapi momen politik yang menentukan di 2014 ," kata Husni.
Mereka juga berharap kegaduhan politik belakangan ini jangan mengaburkan para kader dari tujuan dan ideologi utama partai, yakni nasionalis-religius. Husni mengatakan, partai sebesar Demokrat tidak boleh kalah oleh kegaduhan sesaat.
Seperti diberitakan, Anas mengaku memiliki standar etika yang selalu dipegang. Jika ditetapkan tersangka, Anas menyatakan akan mengundurkan diri sebagai ketua umum. Dia mundur setelah ditetapkan tersangka terkait kasus dugaan korupsi proyek Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Namun, Anas menyebut situasi yang dia hadapi sekarang bukan akhir dari segalanya. Ia menyebut banyak "halaman" yang akan dibuka bersama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.