JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah mulai menghentikan bantuan pangan bagi korban banjir penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, Kamis (28/2/2013). Warga diharapkan memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi keluarga secara mandiri.
Penghentian bantuan nasi bungkus diharapkan mendorong warga memanfaatkan kompor dan bahan pokok yang telah diberikan pemerintah. Juga, agar para pedagang makanan yang sudah merintis usaha di lantai dasar rumah susun bisa mandiri dan memajukan usahanya.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Utara Ika Lestari mengatakan, pemerintah daerah melalui beberapa instansi telah membagikan 460 kompor untuk 460 penghuni baru Rusunawa Marunda. Waktu satu bulan diharapkan cukup bagi para korban banjir itu beradaptasi di lingkungan baru.
Sejak dapur umum dibuka pada Jumat (25/1/2013), kata Ika, petugas Dinas Sosial DKI Jakarta dan Suku Dinas Sosial Jakarta Utara membagikan 800-1.000 nasi bungkus setiap hari. Jumlah nasi bungkus yang dibagi pada Sabtu dan Minggu lebih dari 1.000 bungkus karena ada saudara yang berkunjung ke Marunda.
"Kami tak lepas begitu saja. Pada tahap awal, petugas akan mendampingi warga sampai benar-benar bisa mandiri. Pemerintah membekali keterampilan, membantu modal, dan menyalurkan keinginan untuk bekerja di pabrik-pabrik di sekitar Rusunawa Marunda," kata Ika.
Selain melengkapi sarana dasar listrik dan air, Pemerintah DKI Jakarta membuka lokasi usaha dagang skala kecil di lantai dasar Rusunawa Marunda, memberikan pelatihan, dan modal usaha. Langkah ini diharapkan menggerakkan ekonomi kawasan Marunda menjadi lebih mandiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.