Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Diduga Posesif

Kompas.com - 06/03/2013, 03:34 WIB

Jakarta, Kompas - Pelaku mutilasi yang membuang potongan mayat perempuan di Jalan Tol Cikampek Kilometer 1, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, arah Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/3) pagi, diduga adalah pria yang posesif.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepulauan Riau Mohammad Fadil Imran, yang dihubungi pada Selasa (5/3) malam, menduga, jika korbannya perempuan, pelakunya adalah pria pasangannya. Pria ini posesif terhadap pasangannya.

Penjelasan pasangan pria dan perempuan ini, lanjutnya, berlaku pada pasangan heteroseksual. Akan tetapi, pada pasangan lesbian, pelakunya adalah perempuan yang memerankan diri pria. ”Kalau saya amati foto-foto kondisi dan sayatan potongan jenazah korban, kasus ini terjadi pada pasangan heteroseksual, bu- kan pada pasangan lesbian,” tutur Fadil.

Kepentingan individual

Sementara itu, Fadil yang akan menyampaikan rangkuman disertasi calon doktor kriminologi Departemen Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), yang akan disampaikan pada diskusi terbatas, ”Pola Kejahatan Pembunuhan yang Disertai Memotong Bagian Tubuh Korban di Jakarta: Perspektif Pilihan Rasional Pelaku”, Sabtu (9/3), di UI, Depok, Jawa Barat, mengatakan, pria yang melakukan mutilasi, umumnya posesif dan memiliki kepentingan individual. Adapun perempuan yang melakukan mutilasi berupaya memutus mata rantai kekerasan dan eksploitasi yang dilakukan korban. Kasus terjadi di antara bermacam pasangan.

”Ketika berbuat jahat, pria didasari alasan atau kepentingan yang bersifat individual, sementara pelaku perempuan berbuat jahat sebagai upaya memutus mata rantai kekerasan dan eksploitasi yang dilakukan pasangannya,” ucap Fadil.

Dalam disertasi Fadil, dicontohkan, para pelaku tersebut adalah Zaki Afrizal Nurfaizin (25), pemutilasi Atikah Setyani pada pertengahan Januari 2008 di Hotel Bulan Emas, kamar 17 AB, Jalan Berdikari Nomor 82 Rawa Badak, Jakarta Utara; Baekuni (48), yang memutilasi belasan anak jalanan di wilayah Jaktim sampai terungkap awal Januari 2010; Very Idham Henyansyah alias Ryan (31), yang memutilasi Hery Santoso (40), pertengahan Juli 2008, di satu apartemen di Depok, Jawa Barat; Muryani (53), yang memutilasi suaminya, Karyadi, di Susukan, Ciracas, Jaktim, akhir Oktober 2010; serta Sri Yanti (48), yang memutilasi suaminya, Hendra (44), pada akhir 2008 di Kampung Triti, Desa Karet, Kecamatan Sepatan, Tangerang, Banten.

Dari kelima pelaku, empat di antaranya mengaku memutilasi korban untuk menghilangkan jejak. Akan tetapi, hanya Ryan yang memutilasi korban semata hendak mempertontonkan kemarahannya.

”Saya menduga, kasus potongan mayat perempuan di jalan tol ini serupa dengan kasus Ryan. Pelaku hanya ingin mempertontonkan kemarahannya semata. Dia tidak berniat menghilangkan jejak korban,” ujar Fadil.

Dia menulis, para pelaku mutilasi umumnya berpendidikan rendah sehingga sulit bersikap rasional, serta sulit mengendalikan emosi. Latar belakang ekonomi mereka pun umumnya di bawah rata-rata.

Kriminolog UI, Kisnu Widagso, yang dihubungi secara terpisah, mencatat, kasus mutilasi terbanyak di Indonesia sampai sekarang masih di wilayah hukum Polda Metro. ”Penyebabnya, masih soal relasi sosial pasangan dan kekerasan,” ucapnya.(RTS/WIN/K12/K13/)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com