Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Dokter Jangan Peras Pasien Kelas III!

Kompas.com - 06/03/2013, 13:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat berhadapan dengan para Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengingatkan kepada mereka untuk melayani pasien dengan baik. Dia juga mengancam agar para dokter tidak mengambil untung dari fasilitas ruang rawat inap kelas III untuk pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS).

"Kalau Bapak, Ibu di IDI, mohon maaf saya ngomong apa adanya, kalau Bapak mencuri dari kelas 3, saya sikat Bapak-bapak. Saya tidak peduli Bapak-bapak itu dokter atau apa," kata Basuki saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) di Gedung IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2013).

"Saya tidak mempersoalkan Bapak-bapak mencari untung di kelas 2, kelas 1, atau kelas VIP. Tapi, jangan meras di kelas 3. Kenapa saya bilang begitu? Karena saya temukan banyak oknum-oknum dokter yang seperti itu," tegas Basuki  disambut tepuk tangan para dokter.

Basuki sadar bahwa para dokter adalah orang-orang mampu. Bahkan, para dokter kerap menjadi targetnya saat dia berjualan mobil.

"Waktu saya belajar jualan mobil, penawaran mobil paling bagus itu ke siapa, Bapak-bapak, Ibu-ibu? Ke rumah sakit, ke dokter-dokter. Pas mau jual apartemen paling bagus ke siapa? Ke dokter. Karena banyak dokter-dokter yang punya apartemen," tutur Basuki.

Meski begitu, ia mengatakan tak peduli berapa kekayaan dokter dan berapa besar pajak yang mereka bayarkan. Asalkan, kata Basuki, dokter-dokter mau melayani pasien warga miskin dan tidak mencoba-coba mengambil untung dari warga miskin.

Di dalam sarasehan itu, Basuki menerima banyak keluhan dari pihak rumah sakit atas semakin membeludaknya pasien pasca-diterapkannya program KJS.

Basuki pun menjanjikan, kalau Pemprov DKI saat ini sedang melakukan uji coba dengan dokter-dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk menaikkan kapasitas dokter-dokter ke lini ke depan sehingga semua dokter memiliki standar RSCM.

"Jadi, enggak perlu jauh-jauh ke lagi ke RSCM untuk berobat cukup ke puskesmas, misalnya dokter di puskesmas itu dapat mengobati orang TBC atau demam berdarah," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com