Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Bayi Korban Peluru Nyasar Dilarang Mengadu ke LBH

Kompas.com - 08/03/2013, 11:54 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com — Keluarga bayi korban peluru nyasar, Fathir Muhammad (14 bulan), dilarang mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar. Hal tersebut diungkapkan tante korban, Lisa Reskiani, kepada wartawan saat ditemui di rumah duka di Jalan Baji Gau, No 3F, Jumat (8/3/2013).

Lisa mengungkapkan, saat hendak mengadu ke LBH Makassar, penyidik Polsekta Mamajang, Arman, melarang pihak keluarga mengadu ke lembaga lain. Alasan Arman, penyidik kasus Fathir ini sedang menunggu hasil Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulselbar.

"Sebelum kami mengadukan kasus ini ke LBH Makassar, kami sempat pamit ke Sekta Mamajang tapi Pak Arman, penyidik kasus Fathir, melarang ke LBH dengan alasan menunggu hasil labfor," kata Lisa.

Lisa menambahkan, pihak keluarga sangat kecewa karena Labfor Polda Sulselbar datang melayat dan enggan memberitahukan hasil uji balistik proyektil yang mengenai Fathir. Petugas hanya mengatakan, hasil uji balistik telah diserahkan kepada penyidik Polsekta Mamajang.

Badan Labfor Polri datang melayat ke rumah dan sudah memberitahukan bahwa hasil dari labfor sudah diserahkan ke Polsekta Mamajang pada hari, Senin lalu. "Kami pihak keluarga sangat kecewa. Namun, keluarga waktu hari Senin ke Polsekta Mamajang, katanya penyidik, hasil labfor belum ada. Padahal, Labfor Polda Sulselbar sudah menegaskan hasilnya sudah ada hari itu," papar Lisa.

Sebelumnya, telah diberitakan, Fathir yang adalah putra bungsu dari tiga bersaudara buah hati pasangan Fikar (23) dan Nur Hikmah (24), warga Jalan Baji Gau Raya, meninggal dunia, Jumat dini hari.

Fikar pernah menceritakan, saat kejadian, anak bungsunya tengah bermain dengan kakaknya, Putra (2) dan Fadel (4), di depan televisi di rumahnya. Tiba-tiba terdengar suara letusan keras. "Awalnya ibu Fathir bilang lampu yang meletus. Namun, keluarga kaget saat melihat kepala Fathir mengeluarkan darah," ungkap Fikar beberapa waktu lalu.

Pasca-tertembaknya kepala Fathir awal Februari lalu, bayi tersebut sempat berpindah-pindah rumah sakit karena terbatasnya peralatan. Terakhir, Fathir dibawa ke RSUP Wahidin Sudirohusodo untuk menjalani operasi.

Operasi pengeluaran proyektil peluru dari kepala Fathir yang mengenai otak belakangnya tertunda beberapa kali karena kondisi kesehatannya menurun. Peluru di kepala Fathir berhasil dikeluarkan, Senin (18/2/2013).

Fathir meningggal diselimuti misteri sebab hingga ajal menjemput, polisi tidak mampu menjawab dan mengungkap siapa dalang atau pelaku di balik penembakan misterius yang menimpa bocah tak berdosa itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com