Jakarta, Kompas -
Di Jakarta, menurut dia, ada 8, 375 juta kendaraan pribadi. Sepeda motor mencapai lebih dari 5,6 juta unit dan sisanya mobil pribadi. Jumlah sepeda motor bernomor ganjil dan genap berimbang, demikian juga dengan mobil.
”Dari hasil survei kami, 45 persennya sesuai aturan yang berlaku. Hanya lima persen pemilik mobil yang mengambil sikap berbeda, seperti membeli mobil baru, memakai nomor polisi palsu, dan lainnya,” katanya.
Untuk fase pertama, kebijakan ini hanya berlaku di jalan yang menerapkan aturan
Sesuai data dishub, fasilitas angkutan umum reguler ataupun bus transjakarta di kawasan tersebut sudah memadai. Di Koridor I Blok M-Kota sudah mendapat tambahan 66 unit bus gandeng baru. Selain tempat parkir di Ragunan, Jakarta Selatan, yang juga halte utama bus transjakarta Koridor VI Ragunan-Kuningan, juga banyak lahan parkir resmi menjelang kawasan ganjil-genap fase pertama.
Sebelumnya Ketua Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) Nanang Basuki juga telah menyatakan kesiapannya terus manambah bus kopaja AC.
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi Darmaningtyas menambahkan, strategi menerapkan ganjil-genap dan memperkuat keberadaan angkutan umum mutlak harus dilakukan pemerintah.
Vice President of Business Development Blue Bird Group Noni Sri Aryati Purnomo mengatakan, taksi turut menyukseskan program ganjil-genap. Sehari, satu taksi bisa 18 kali mengangkut penumpang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Tangerang Selatan Mursan Sobari masih mempertanyakan mekanisme pengaturan bagi kendaraan dari luar Jakarta, seperti Tangsel, yang terdampak ganjil-genap.