Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makmur Terkait Teroris Perampok CIMB Niaga Medan

Kompas.com - 15/03/2013, 15:54 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Makmur alias Bram, pelaku perampokan toko emas di Tambora, Jakarta Barat diduga terlibat jaringan teroris yang melakukan perampokan di Bank CIMB Niaga, Medan, Sumatera Utara pada 2010 lalu. Makmur telah ditangkap di Jalan C, Gang Lilis, Telukgong, Jakarta Utara, Kamis (14/3/2013) malam.

"Inisial yang dicurigai M. Dia diduga kuat memiliki jaringan kelompok pelaku perampokan di sebuah bank di Sumatera Utara," terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/3/2013).

Untuk diketahui, pada 2010 lalu, sekitar 16 perampok menyatroni kantor Bank CIMB Niaga, Jalan Aksara Medan. Mereka menenteng senjata laras panjang jenis M-16 dan AK 47 dan menewaskan anggota Brimob Polda Sumut Briptu Imanuel Simanjuntak, serta dua satpam bank. Perampokan kemudian diketahui untuk pendanaan aksi teror. Beberapa pelaku perampokan saat itu ternyata melakukan pelatihan teror di Aceh. Namun Makmur sendiri belum dapat dipastikan mengikuti pelatihan teror di Aceh.

"Apakah M atau yang lain belum dipastikan. M berkait dengan yang di Medan dan Jakarta. Kalau Aceh belum bisa dikatakan," kata Boy.

Seperti diberitakan, terkait perampokan emas di Tambora, Jakarta Barat, Minggu (10/3/2013), polisi menangkap tujuh orang pelaku. Awalnya polisi menangkap dua orang, Makmur alias Bram (33) dan Hendra Hermalan (28), di Jalan C, Gang Lilis, Telukgong, Jakarta Utara, Kamis malam. Makmur tewas dalam penangkapan tersebut.

Kemudian, polisi menangkap lima tersangka di Kampung Mustika Sari, Kecamatan Mustika Jaya, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (15/3/2013) pagi. Dua tersangka tewas ditembak, yakni Arman (40) dan Kodrat alias Polo.

Sementara tiga lainnya yakni Siswanto (37), Togog alias Anto (34), dan Kiting. Perampokan itu diduga untuk mendanai aksi teror. Di Bekasi, polisi menyita 14 bom pipa, 5 senjata api, peluru kaliber 9 mm sebanyak 34 butir, dua sepeda motor, dan emas 1 kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com