Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Tiri Aniaya Anak hingga Tewas

Kompas.com - 18/03/2013, 02:52 WIB

Tangerang, Kompas - Hanya karena tidak mau segera bangun dan mandi, Davina Lira Putri (5) dianiaya ibu tirinya, DS, hingga tewas, Sabtu (16/3). Vina menderita luka parah di kepala. Pada sekujur tubuh Vina juga ditemukan sejumlah luka, diduga bocah ini sudah lama menjadi sasaran amarah DS.

Kisah pilu ini berawal pada Sabtu sekitar pukul 08.00. Saat itu, Vina masih tergolek di kasur, dalam kamar tidur rumah kontrakan orangtuanya di RT 002 RW 001, Kampung Peusar, Desa Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten. Tubuh bocah ini kurang sehat.

Melihat anaknya yang tidak mau bangun dan segera mandi, DS, ibu tiri yang dinikahi ayah korban, Agus Wasito (36), Oktober 2012, menjadi kesal. Tersangka yang harus masuk kerja pukul 10.00 di sebuah tempat refleksi di sekitar Binong itu akhirnya memaksa korban segera bangun dan mandi.

”Sekitar pukul 08.00, saat mandi, saya mendengar DS marah-marah. Tidak lama kemudian terdengar bunyi seperti benturan dari dalam kamar mandi. Kebetulan kamar mandi kami berdempetan dan hanya dibatasi tembok,” kata Kurnia (20), tetangga bersebelahan rumah, kepada Kompas, Minggu (17/3).

Saat di kamar mandi itu, DS rupanya mendorong Vina hingga terjatuh dan kepalanya terbentur di lantai keramik.

DS sempat meminta tolong kepadanya untuk mencarikan tukang urut anak buat Vina yang menurut DS tangan kirinya seperti keseleo. Namun, saat Kurnia dan tukang urut tiba, rumah kontrakan DS sudah ramai.

”Waktu saya tiba, Vina dalam kondisi kejang. Saya langsung menemani DS membawa Vina ke bidan Neni. Dalam perjalanan ke bidan, Vina masih hidup, tetapi tidak sadarkan diri,” ujarnya.

Keterbatasan alat di bidan mengakibatkan Vina dibawa ke Rumah Sakit Siloam Karawaci yang jaraknya 4-5 kilometer dari tempat kejadian perkara. Dalam perjalanan, Vina akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Banyak luka

Polisi langsung mengambil alih masalah ini, dan hasil otopsi pada Minggu (17/3) menunjukkan, di tubuh korban terdapat luka lecet di dahi, batang hidung, dan bawah kelopak mata kiri. Ada juga luka memar pada dahi, mata kiri dan kanan, perut kanan, resapan darah pada kepala depan dan tengah. Beberapa luka itu adalah luka lama.

Selain itu, terjadi juga pendarahan pada otak dan adanya resapan darah pada usus.

Pengakuan Agus kepada polisi, dirinya memang pernah melihat istrinya, DS, memukul dan mencubit Vina. Ia juga sempat melihat bekas luka lebam pada wajah, perut, dan tangan Vina.

Menurut Kurnia, para tetangga pernah melihat Vina dengan pipi, jidat, tangan, dan mata yang lebam. Namun, setiap ditanya, Vina selalu menjawab akibat terbentur tembok atau kena kayu.

Pihak guru korban dari Taman Kanak-kanak PAUD Binong juga pernah datang ke rumah dan meminta DS menghentikan penganiayaan itu. Bahkan, guru pernah mengancam akan melaporkan ke polisi. ”Eh, belum sempat dilaporkan, Vina sudah pergi selamanya,” kata Kurnia.

Meningkat

Kepala Polres Tangerang Kabupaten Komisaris Besar Bambang Priyo Andogo mengatakan, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di wilayah hukumnya cukup tinggi.

Berdasarkan data unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Tangerang Kabupaten, selama 2012, dari 68 korban, 60 di antaranya perempuan.

Lima wilayah rawan KDRT adalah Serpong 16 kasus, Pondok Aren (14), Tigaraksa (7), Cikupa dan Pasar Kemis masing-masing 6 kasus. Sebagian besar terjadi karena faktor ekonomi dan ketersinggungan.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Tangerang Kabupaten Komisaris Shinto Silitonga mengatakan, tersangka diancam pasal berlapis, yakni Pasal 44 Ayat (3) Undang-Undang KDRT dengan ancaman 15 tahun penjara dan Pasal 80 Ayat (3) UU Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. (PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com