Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Tak Masuk Akal

Kompas.com - 19/03/2013, 02:32 WIB

Jakarta, Kompas - Kudeta terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan hal yang tidak masuk akal. Wacana itu harus dihentikan karena menimbulkan kegaduhan dan pertanyaan yang menakutkan masyarakat dan membuat khawatir investor.

”Laporan intelijen menyatakan, tidak ada potensi kudeta. Intelijen hanya mengatakan, ada banyak pendapat yang menimbulkan kegaduhan politik setelah (mantan Ketua Umum Partai Demokrat) Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dan terkait persiapan Kongres Luar Biasa Demokrat. Saya juga tidak melihat potensi kudeta,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin di Jakarta, Senin (18/3).

Kemungkinan kudeta sempat muncul di sejumlah kalangan setelah Presiden Yudhoyono bertemu sejumlah kalangan, seperti jenderal purnawirawan, pimpinan organisasi massa, dan pimpinan media massa.

Untuk kudeta, lanjut TB Hasanuddin, dibutuhkan senjata dan dukungan sebagian rakyat. TNI dipastikan tidak tertarik dengan kudeta. ”Lebih baik pemerintah berkonsentrasi mengurus bangsa Indonesia,” ujarnya.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung juga berpendapat, tidak masuk akal untuk melakukan kudeta saat ini. Pasalnya, sekarang partai politik sudah sibuk mempersiapkan pemilu yang tinggal satu tahun lagi.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Laode Ida juga mengatakan, cukup sulit melakukan kudeta sebelum Pemilu 2014. Munculnya isu kudeta belakangan ini, menurut Laode, menunjukan sikap panik berlebihan pemerintah.

Hal ini diduga dipicu banyaknya masalah bangsa, terutama yang langsung menohok jantung kekuasaan. ”Isu itu bagian dari upaya mengundang belas kasihan dari rakyat. Ini bagian dari politik cengeng,” ujar Laode.

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengemukakan pentingnya saling mendukung di tengah berbagai masalah bangsa. Ia berharap masyarakat mewaspadai cara-cara tak bermoral dan pemutarbalikan fakta demi pencitraan. (NWO/EDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com