Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sempurna, KRL Tetap Andalan

Kompas.com - 25/03/2013, 04:04 WIB

Macet kini tak hanya terjadi saat hari kerja. Pada akhir pekan, warga Jabodetabek yang ingin berlibur kembali dihajar kepadatan lalu lintas.

Sugeng (40), warga Depok, Jawa Barat, Minggu (24/3), mengatakan, waktunya sehari-hari habis di kantor saat hari kerja atau di mal sewaktu libur, terjebak macet, dan tidur. ”Susah cari waktu untuk yang lain,” tutur pegawai bank itu.

Menghadapi kondisi lalu lintas yang tak tentu itu, Rahma dan suaminya, menjadi pelanggan kereta rel listrik (KRL) menuju dan pulang dari tempat kerja, sebisa mungkin memilih tetap menggunakan KRL saat berlibur.

”Kalau ke Ancol atau sekitar Jakarta Pusat, KRL menjadi andalan kami. Sepanjang perjalanan kami bisa santai,” kata Rahma, warga Taman Tekno, Serpong, itu.

Jika ingin lebih nyaman, KRL AC yang disebut Commuter Line (CL) jadi pilihan. CL dilengkapi gerbong khusus perempuan, pendingin ruangan, dan keamanan yang lebih terjamin dengan banyaknya petugas patroli di dalam kereta.

Minggu kemarin, dengan membeli tiket CL Rp 8.000 per orang, hanya butuh waktu sekitar 30 menit dari Stasiun Rawa Buntu, Serpong, menuju Tanah Abang, Jakarta Pusat.

”Kalau pakai mobil, bensinnya habis berapa dari sini ke Tanah Abang,” kata seorang penumpang CL, Nurhalimah (52).

Kondisi stasiun kereta saat ini juga memadai. Lahan parkir untuk mobil dan sepeda motor cukup luas. Lihat saja di Stasiun Rawa Buntu, Sudimara, Jurang Mangu, dan Pondok Ranji. Di Rawa Buntu, tarif parkir mobil selama setengah hari, Minggu kemarin, hanya Rp 4.000.

Akan tetapi, tetap saja KRL menyandang sederet kekurangan. Di Rawa Buntu, tidak ada papan nama penanda yang menunjukkan keberadaan stasiun. Saat membeli tiket, terkadang petugas tak memberikan uang kembalian dengan benar.

”Kalau tergesa-gesa ngejar kereta, sering kembalian kurang Rp 1.000,” kata Nurhalimah.

Di Tanah Abang, yang menjadi stasiun sentral untuk perjalanan KRL dan KA lintas kota di Jawa, peronnya sempit. Pergantian ke CL lain tujuan Stasiun Kota dan Manggarai sering tak tentu jadwalnya. Kalau ingin melanjutkan perjalanan dengan kendaraan umum, bersiaplah disambut hiruk-pikuk antrean mikrolet, mobil carteran, dan tukang ojek.

Integrasi antarmoda angkutan umum memang jadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan oleh manajemen PT KAI ataupun pemerintah daerah dan pusat. (NELI TRIANA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com