Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Isyaratkan Pembatalan Penerapan Ganjil-Genap

Kompas.com - 26/03/2013, 17:10 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memberikan isyarat kalau penerapan sistem pembatasan kendaraan melalui ganjil-genap batal dilaksanakan Pemprov DKI. Hal ini disampaikannya seusai pertemuannya bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.

"Sasaran antara 3 in 1 ke electronic road pricing (ERP) itu seharusnya kan ganjil-genap. Tapi, kalau belum siap jumlah busnya untuk memindahkan orang dari pribadi ke bus, ya tidak benar juga kalau kita paksakan. Jadi, kelihatannya setelah mengkaji, beliau (Jokowi) putuskan lebih baik langsung loncat ke ERP," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (26/3/2013).

Namun, di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI 2013, Pemprov DKI belum menganggarkan untuk pembelian perangkat yang mendukung pelaksanaan ERP. Pembelian perangkat ERP itu, kata dia, dapat ditempuh melalui cara tender investasi. Saat ini, Pemprov DKI sedang menjajaki kerja sama dengan Bank Indonesia terkait mekanisme pelaksanaan ERP tersebut.

"Nanti kami mau bertemu BI lagi. Karena uangnya itu e-wallet, tidak dipasang di mesin. Nah, kita tunggu BI untuk menyatukan persepsi bersama kami. Nanti akan diputuskan, setiap transaksi akan dikenakan fee berapa persen," kata Basuki.

Saat dipertegas kembali oleh wartawan terkait rencana pembatalan ganjil-genap, secara kurang tegas, Basuki menjawabnya. Ganjil-genap itu, menurut dia, dapat dibatalkan apabila penerapan ERP dan memperbanyak transportasi massal cepat terlaksana.

"Belum tahu juga. Ada kemungkinan dibatalkan kalau ERP lebih cepat dan kalau pengadaan bus lebih cepat kami realisasi. Intinya Pak Gubernur sederhana, tidak mungkin ada program pembatasan kendaraan pribadi sebelum kendaraan massal itu cukup," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Kebijakan penggunaan kendaraan pribadi berdasarkan nomor ganjil-genap ini rencananya akan diberlakukan di koridor 3 in 1, Jalan Rasuna Said, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Pramuka, seluruh koridor bus rapid transit (BRT) dan wilayah yang dilalui jalur bus transjakarta, serta seluruh koridor utama di lingkar tol dalam kota. Penerapannya dimulai dari pukul 06.00 hingga 20.00 WIB dan diberlakukan setiap Senin-Jumat (kecuali Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional).

Untuk menopang sistem ganjil-genap, Dinas Perhubungan DKI telah menambah jumlah busway gandeng di Koridor I menjadi 66 unit, Koridor IX menjadi 54 unit, dan Koridor VI sekitar 30 unit. Ditambah dengan bus kopaja yang bisa masuk ke jalur busway, transportasi umum dianggap telah mampu menopang kemungkinan bertambahnya jumlah penumpang setelah ganjil-genap resmi diterapkan.

Semula, sistem ini akan berlaku mulai Maret 2013. Namun, karena alasan teknis, pelaksanaannya diusulkan mundur mulai akhir Juni mendatang. Pemicu diundurnya pelaksanaan ganjil-genap adalah stiker yang akan ditempel di kendaraan sebagai penanda pelat nomor ganjil atau genap belum bisa diproduksi akibat lambatnya pengesahan anggaran.

Ganjil-genap ditandai dengan angka terakhir di pelat nomor. Angka 1, 3, 5, 7, dan 9 masuk dalam ganjil (stiker hijau) dan 0, 2, 4, 6, 8 masuk dalam genap (stiker merah). Untuk memudahkan masyarakat, penentuan ganjil-genap akan dilakukan mengikuti tanggal pada setiap harinya.

Berita terkait, baca :

GEBRAKAN JOKOWI-BASUKI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com