JAKARTA, KOMPAS.com — Chief Economist ANZ Warren Hogan mengatakan, negara-negara di Asia masih menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi dunia di masa mendatang. Namun masih ada tantangan yang harus diwaspadai. Apa itu?
"Asia mengalami tantangan terbesarnya di inflasi," kata Hogan saat konferensi pers di Hotel Intercontinental Jakarta, Rabu (27/3/2013).
Inflasi tersebut dikontribusikan dari dua hal, yaitu inflasi umum dan inflasi aset. Dalam inflasi umum tersebut dikontribusikan dari sektor pangan, minyak, dan makanan. Untuk inflasi aset terutama disebabkan properti dan ekuitas. Dua sektor inflasi inilah yang wajib diwaspadai oleh negara-negara di Asia, terutama Indonesia. Sebab, inflasi di Indonesia dinilai cukup tinggi.
"Apalagi kredit properti beberapa bulan lalu dan tahun lalu juga cukup meningkat drastis. Ini dikhawatirkan akan melambungkan inflasi di masa depan," katanya.
Hogan mengkhawatirkan jika harga properti di Tanah Air ini tetap tinggi, hal itu akan menyebabkan inflasi yang melambung. Masalahnya, saat tiba-tiba asing hengkang, sementara masyarakat harus tetap membayar harga properti tersebut dengan harga tinggi, maka hal itu akan menjadi masalah juga bagi Indonesia.
Di sisi lain, masyarakat kelas menengah Indonesia yang jumlahnya meningkat signifikan ini juga turut meningkatkan inflasi karena konsumsi makanan mereka juga cukup tinggi. Tahun ini, Hogan memperkirakan inflasi Indonesia sebesar 5,5 persen, lebih tinggi dibanding perkiraan pemerintah yang hanya 4,9 persen. Nilai tersebut meningkat dibanding pencapaian inflasi 2012 sebesar 4,3 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.