Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub Berencana Batalkan JEDI

Kompas.com - 28/03/2013, 03:19 WIB

jakarta, kompas - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana membatalkan pinjaman dari Bank Dunia untuk proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative. Basuki menilai, proyek pengerukan sungai selama 5 tahun itu terlalu lama.

”Menurut saya, pengerukan sungai selama dua tahun saja sudah terlalu lama. Kalau bisa, dikerjakan tahun ini, selesai tahun ini juga. Kenapa harus sampai tahun 2017? Kalau begitu caranya lebih baik kita tolak,” ujar Basuki, Rabu (27/3), di Balaikota Jakarta.

Menurut Basuki, pinjaman selama 5 tahun tentu bunganya lebih besar. Oleh karena itu, jika pinjaman itu belum turun, lebih baik dibatalkan.

Proyek JEDI memakan biaya 190 juta dollar AS (Rp 1,84 triliun). Bank Dunia memberikan pinjaman lunak kepada Pemerintah Indonesia 139 juta dollar AS, sedangkan 51 juta dollar AS dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta.

Proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI), yang kemudian diubah menjadi Jakarta Urgent Flood Mitigation Project (JUFMP) ini dirancang semasa pemerintahan mantan Gubernur Fauzi Bowo, tahun 2008. Perjanjian pinjaman itu melibatkan Bank Dunia, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Pemprov DKI Jakarta.

Proyek JEDI meliputi pengerukan 11 sungai dan empat waduk di Jakarta. Pekerjaan fisik terbagi dalam tujuh paket yang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, dan Cipta Karya. Proyek ini diklaim dapat mengurangi banjir di Jakarta hingga 30 persen.

Relokasi Waduk Pluit

Kemarin, Pemprov DKI berhasil merelokasi warga yang menghuni area genangan Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara. Sedikitnya 105 keluarga direlokasi ke rumah susun (rusun).

Pemindahan tahap pertama penghuni Waduk Pluit ini berlangsung tertib. Sejumlah warga memugar sendiri huniannya. Beberapa personel Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Penjaringan membantu warga mengemas dan mengangkut perabot.

Dua bus berpendingin udara mengangkut warga dari Waduk Pluit menuju Rusun Buddha Tzu Chi di Cengkareng, Jakarta Barat. Adapun 15 truk hilir mudik mengangkut perabot warga.

Areal yang menjadi target kali ini berada di sisi selatan dan barat Waduk Pluit. Pada tahap kedua, pengosongan direncanakan menyasar sekitar 200 hunian di Kampung Pasar Burung di sisi barat waduk.

”Tak masalah pindah karena ada hunian pengganti. Warga umumnya mau pindah, sebagian sudah menempati rusun sejak tadi malam,” kata Gunadi (30), warga Kebon Pisang.

Koordinator penanganan pascabanjir Waduk Pluit, R Heryanto, menyebutkan, ada 150 unit Rusun Buddha Tzu Chi yang kosong dan disiapkan untuk lahan relokasi. Rusun lain yang sedang disiapkan adalah Rusun Waduk Pluit di Muara Baru yang memiliki 400 unit.

”Jumlah penghuni area genangan Waduk Pluit mencapai 998 keluarga di sisi barat dan lebih dari 9.000 keluarga di sisi timur waduk. Rusun yang ada belum mampu menampung warga sasaran relokasi,” katanya.

Relokasi ini merupakan rangkaian normalisasi Waduk Pluit pascabanjir Januari dan Februari 2013. Sebelumnya, sekitar 500 keluarga dipindah ke Rusun Marunda di Cilincing. Aparat juga mengosongkan bantaran kali di kawasan Penjaringan.

Dengan berhasilnya relokasi, pengerukan endapan dapat segera dilaksanakan untuk memaksimalkan kapasitas tampung waduk tersebut. Menurut Heryanto, pengerukan endapan terakhir dilakukan tahun 2005.

Sekitar 20 hektar dari 80 hektar total luas Waduk Pluit diperkirakan telah ditumbuhi bangunan. Kedalaman air juga tinggal 1-3 meter dari seharusnya 8-10 meter karena tingginya endapan. Normalisasi waduk diharapkan menambah kapasitas tampung hingga 6-8 juta meter kubik. (FRO/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com