Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KCJ: Harga Tiket Tergantung Subsidi Pemerintah

Kompas.com - 01/04/2013, 19:49 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dirut PT Kereta Commuter Jabodetabek (PT KCJ) Tri Handoyo mengatakan, hingga saat ini, ia masih belum mengetahui berapa besar subsidi yang akan diberikan pemerintah kepada penumpang kereta api. Ia menyerahkan sepenuhnya persoalan subsidi tersebut kepada pemerintah.

"Belum, belum ada pembicaraan lebih lanjut lagi soal subsidi dengan pemerintah," ujarnya di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2013).

Tri mengatakan, hingga kini, pemerintah masih mengkaji mekanisme pemberian subsidi tersebut. Jika dana yang diberikan besar, kata Tri, seluruh penumpang dapat menikmati subsidi. Namun, jika dananya terbatas, yang akan menikmati subsidi hanya penumpang yang memiliki keterbatasan ekonomi.

"Karena, semua penumpang berhak mendapatkan pelayanan yang sama. Saya harap Juni sudah ada kesiapan subsidi, jadi kita bisa menentukan," ujar Tri.

PT KCJ berencana mengganti seluruh KRL ekonomi dengan KRL AC mulai Juni 2013. Kereta-kereta non-AC itu sudah usang, bau, dan sering kali digunakan oleh para pedagang untuk berjualan saat kereta itu berhenti di setiap stasiun. Untuk itu, PT KJC ingin membenahi fasilitas yang dinilai sudah tidak layak tersebut dan rawan kejahatan.

Tri mengatakan, istilah KRL ekonomi ini sebenarnya tidak merujuk pada jenis kereta, tetapi pada tarifnya yang murah. PT KJC berencana mengganti sembilan KRL ekonomi menjadi KRL AC. PT KAI sudah memesan 180 unit kereta bekas dari Jepang, yang rencananya akan datang pada Juni 2013. Kereta-kereta ini dipesan untuk menggantikan KRL ekonomi yang sudah tidak layak. "Kereta ini sudah tidak layak. Jadinya kita jadikan satu kelas untuk KRL," kata Tri.

Para penumpang yang biasa menggunakan KRL ekonomi bertarif Rp 2.000 harus merogoh kocek lebih dalam karena harga tiket KRL AC mencapai Rp 8.000. Angka tersebut belum termasuk subsidi dari pemerintah. Namun, tarif KRL AC dipastikan akan turun ketika subsidi dari pemerintah sudah dapat digunakan. "Subsidinya tergantung pemerintah. Kalau banyak subsidinya, semua penumpang akan mendapatkan tarif yang wajar," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com