Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRL Melayani hingga Malam

Kompas.com - 02/04/2013, 03:58 WIB

Jakarta, Kompas - Penambahan jadwal perjalanan kereta rel listrik Jabodetabek dari 514 kali menjadi 575 kali per hari mulai diberlakukan Senin (1/4). Sejumlah KRL melayani perjalanan hingga menjelang tengah malam dari Jakarta ke lintas Bogor dan Serpong.

Selain itu, kereta rel listrik (KRL) lintas Serpong juga mulai melayani perpanjangan jalur dari Stasiun Parungpanjang hingga Stasiun Maja. Setiap hari, ada 5 perjalanan dari Stasiun Maja-Tanah Abang, 4 perjalanan dari Tanah Abang-Maja, serta 1 perjalanan Parungpanjang-Maja.

Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Eva Chairunisa mengatakan, lintas Bogor kini dilayani 266 perjalanan KRL per hari dari semula 229 perjalanan.

Adapun lintas Bekasi ditambah dari 84 perjalanan menjadi 103 perjalanan. Di lintas Serpong, jumlah perjalanan menjadi 84 kali dari semula 72 perjalanan. Untuk lintas Tangerang, ada 44 perjalanan dari 40 perjalanan per hari. ”Selain itu, kami menjalankan KRL penghubung dari Stasiun Manggarai-Tanah Abang/ Angke serta Kampung Bandan-Jakarta Kota.

”Kami menjalankan KRL Jakarta Kota-Bogor paling malam pukul 00.25 dari Stasiun Jakarta Kota dan tiba di Bogor pukul 01.46. Sebelumnya, KRL lintas Bogor paling malam pukul 22.35 dari Jakarta,” kata Eva.

Untuk lintas Serpong, perjalanan KRL malam sudah diberlakukan. KRL paling malam berangkat dari Stasiun Tanah Abang pukul 23.30.

Di lintas Bekasi, KRL paling malam berangkat pukul 22.35. KRL lintas Tangerang berangkat paling akhir dari Stasiun Duri pukul 21.35.

Pintu pelintasan

Penambahan perjalanan KRL berimbas pada semakin tersendatnya lalu lintas kendaraan umum di sejumlah pelintasan sebidang. Di pintu pelintasan kereta Jatinegara, misalnya, melintas dua KRL berturut-turut pada pukul 06.26. Perjalanan kereta pun berurutan, mulai dari 1 menit sekali sampai 10 menit sekali. Kepadatan lalu lintas kereta ini terjadi mulai pukul 05.00 hingga menjelang tengah hari, dan terjadi lagi pada sore hingga malam hari.

Akibat tingginya frekuensi perjalanan kereta, antrean kendaraan yang akan menyeberang rel semakin padat. Pengendara sepeda motor, Suaeb (35), mengaku pelintasan sebidang kereta Jatinegara menjadi lebih sering ditutup. ”Kami yang berangkat kerja dengan sepeda motor jadi terhambat. Baru saja palang pintu dibuka, sudah diturunkan lagi karena kereta lewat,” katanya.

Penjaga pintu pelintasan sebidang Jatinegara, Taefuri, mengatakan, banyak pengendara yang menerobos saat palang pintu sudah diturunkan, dan tak sedikit yang tertabrak kereta.

Kepala Humas Daop I PT Kereta Api Indonesia Agus Sutjiono mengatakan, lalu lintas kereta di Jakarta kini meningkat dari 15 menit menjadi 7 menit sekali.

Menurut Agus, Dinas Perhubungan DKI perlu membangun pelintasan tidak sebidang.

”Rambu-rambu di setiap pelintasan kereta juga sudah lengkap. Pengemudi kendaraan umum mestinya patuh terhadap rambu-rambu, tidak menerabas palang pintu yang sudah ditutup,” tuturnya.

Sementara itu, PT KCJ mengundur waktu pelaksanaan tiket elektronik KRL. Semula, tiket elektronik mulai diterapkan bulan Maret. Namun, pemberlakuan tiket elektronik diundur hingga Juni 2013.

Dalam diskusi yang diselenggarakan Dewan Transportasi Kota Jakarta, kemarin, Direktur Utama PT KCJ Tri Handoyo mengatakan, pihaknya masih mempersiapkan peralatan dan sistem potong saldo berdasarkan pemakaian penumpang. ”Kami mempersiapkan tiket elektronik untuk seluruh lintas,” ujarnya.

Ketua Asosiasi Penumpang Kereta Ahmad Safrudin meminta operator memberlakukan tarif berdasarkan jarak yang ditempuh penumpang. ”Sistem ini bisa diberlakukan bersamaan dengan penerapan tiket elektronik. Penumpang membayar berdasarkan jarak tempuh sehingga lebih adil. Saat ini, tiket diberlakukan berdasarkan zona,” katanya.

Secara terpisah, Leonardus N Abi, Koordinator Aksi Forum Aliansi Rakyat Bersatu Pengguna Kereta Api Ekonomi dan Commuter Line Indonesia Bersatu, tetap berharap ada perhatian terhadap keberadaan KRL ekonomi. (ART/BRO/WIN/MDN/*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com