Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Sayangkan Pembatalan Pinjaman untuk JEDI

Kompas.com - 04/04/2013, 08:29 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — DPRD DKI Jakarta sangat menyayangkan rencana Pemprov DKI membatalkan pinjaman Bank Dunia untuk proyek pengerukan 13 sungai atau yang lebih dikenal dengan Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan mengatakan, melalui pemberian pinjaman lunak dari Bank Dunia, pengerjaan pengerukan 13 sungai di Jakarta dapat terlaksana dengan cepat dan terstruktur.

"Proyek pengerukan sungai itu ingin cepat dilaksanakan, jadi sayang sekali kalau harus dibatalkan. Memang kita harus mengusulkan sasaran yang tepat dan tegas untuk mengoreksi syarat pinjaman agar tidak memberatkan Pemprov DKI. Tetapi, jangan dibatalkan juga," kata Ferrial, ketika dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (4/4/2013).

Selain akan menambah lambat proses pengerjaan pengerukan sungai, pembatalan itu juga akan memperburuk citra DKI Jakarta di mata dunia. Melalui rencana pembatalan itu, DKI harus mulai menjalankan proyek yang telah digagas sejak mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mulai dari awal lagi. DKI bersama pemerintah pusat dan Kementerian Pekerjaan Umum harus mencari lembaga donor lainnya.

"Berarti harus dianggarkan kembali dalam APBD DKI Jakarta, kalau tidak dimasukkan dalam APBD Perubahan 2013 atau diajukan pada APBD DKI 2014. Keterlambatan pengerukan sungai nanti berdampak pada program penanganan banjir di Ibu Kota yang tidak terlaksana baik," ujar politisi Partai Demokrat itu.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengatakan, berdasarkan hasil rapat koordinasinya bersama Wakil Gubernur DKI, telah disepakati proyek pengerukan sungai harus dipercepat penyelesaiannya hingga tahun 2014.

Terkait kesepakatan pinjaman Bank Dunia, dia mengaku masih akan menunggu hasil evaluasi dari Bank Dunia. Rudy juga menegaskan, pihak Dinas PU DKI akan terus melakukan pengumpulan data dan informasi terkait data administrasi keuangan untuk mengetahui apakah dana pinjaman sebesar Rp 1,2 triliun dari Bank Dunia sudah terpakai.

Persyaratan yang diajukan Bank Dunia mengenai penggunaan No Objection Letter (NOL) di setiap tahapan dinilai sangat memberatkan Pemprov DKI. Sebab, dalam setiap prakualifikasi hingga pelelangan harus ada NOL, hal inilah yang menyebabkan lamanya proses administrasi dan bunga pinjaman yang terus berjalan.

"Pokoknya, kita lihat dalam dua pekan ini. Kalau memang tidak bisa, ya kami gunakan APBD saja. Tapi, kalau bisa lanjut, ya lanjutkan," kata mantan Asisten Deputi Gubernur bidang Transportasi itu.

Berita terkait, baca :

GEBRAKAN JOKOWI-BASUKI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com