Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Studi Banding Museum dari Dubes di Perancis

Kompas.com - 04/04/2013, 18:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta Duta Besar Indonesia untuk Perancis, Rezlan I Jenie, untuk menjelaskan keindahan museum-museum yang ada di negara mode tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Rezlan seusai melakukan pertemuan dengan Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (4/4/2013). Rezlan mengatakan, Basuki sangat tertarik pada museum-museum yang terjaga dan dikelola sangat baik oleh pemerintah Perancis.

"Saya diminta bicara tentang pariwisata, obyek wisata tentang museum, karena kita di Perancis banyak museum dan pengelolaannya juga bagus. Sekarang saya memerlukan daftar museum di DKI, bagaimana cara mengelolanya, dan akan saya perkenalkan ke luar," kata Rezlan.

Salah satu yang menjadi perhatian dalam pertemuan Dubes Indonesia untuk Perancis dan pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu adalah bagaimana hubungan Perancis dan Indonesia, khususnya Jakarta, memiliki hubungan yang kuat. Sementara itu, dalam konteks pariwisata, para wisatawan ingin melihat berbagai hal yang dimiliki oleh suatu kota. Begitu halnya dengan para wisatawan Indonesia yang mengunjungi Perancis atau sebaliknya.

Rezlan mengatakan, yang ia bicarakan bersama Pemprov DKI adalah kemungkinan kerja sama di bidang permuseuman dan pemeliharan bangunan-bangunan tua di Jakarta. "Saya juga mendapatkan masukan dari Pemprov DKI mengenai apa yang dibutuhkan mereka dan masukannya akan saya bawa ke Perancis untuk kita coba cari peluang kerja sama," ujar Rezlan.

Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH dan KLN) DKI Jakarta Heru Budi Hartanto menyambut baik kunjungan Dubes Indonesia untuk Perancis itu. Ia berharap agar hubungan Jakarta dan Perancis menjadi semakin erat dan kerja sama dalam hal revitalisasi wisata bangunan tua segera terlaksana.

Salah satu program unggulan DKI dalam hal pariwisata adalah revitalisasi Kota Tua. Heru mengakui bahwa Pemprov DKI kerap menghadapi kesulitan merevitalisasi bangunan-bangunan tua di kawasan tersebut. Alasan utama sulitnya melakukan revitalisasi Kota Tua adalah status kepemilikan bangunan di Kota Tua oleh beberapa instansi, seperti BUMN, BUMD, dan swasta.

"Harusnya semua bisa berjalan, berkolaborasi. Padahal di sisi lain, kawasan itu merupakan area yang sangat bagus apabila semua bangunan di Kota Tua itu di-recovery," kata Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com